Kanker darah atau kanker hematologi adalah kanker yang memengaruhi produksi dan fungsi sel darah. Kanker darah terbagi menjadi tiga jenis, yaitu leukemia, limfoma, dan multiple myeloma. Pencegahan kanker darah sejauh ini masih belum dapat dipastikan, namun dapat dilakukan dengan cara menerapkan pola makan dan pola hidup sehat serta menghindari faktor risiko penyebabnya seperti merokok.
Beberapa gejala kanker darah yang perlu diperhatikan antara lain:
- Darah sulit membeku.
- Sering berdarah dan memar.
- Rentan terkena infeksi.
- Nyeri sendi dan tulang.
- Demam dan menggigil.
- Mual dan muntah.
- Sembelit atau susah buang air besar.
- Sakit tenggorokan.
- Sakit kepala.
- Tubuh mudah lelah.
- Berat badan menurun drastis.
- Bintik merah di kulit.
- Sering terinfeksi.
- Muncul benjolan di kelenjar getah bening.
- Kerap sesak napas.
Gejala kanker darah dapat bervariasi tergantung pada jenis kanker yang dialami, namun beberapa gejala umum meliputi demam, mual, muntah, sakit tenggorokan, sakit kepala, tubuh mudah lelah, dan berat badan menurun drastis.
Beberapa faktor risiko kanker darah yang perlu diperhatikan antara lain:
- Usia, semakin tua usia seseorang maka semakin tinggi risiko terkena kanker darah.
- Riwayat keluarga, memiliki anggota keluarga yang pernah menderita kanker darah dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker darah.
- Paparan radiasi, paparan radiasi yang tinggi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker darah.
- Paparan bahan kimia, paparan bahan kimia tertentu seperti benzena dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker darah.
- Gangguan sistem kekebalan tubuh, seseorang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS atau menerima transplantasi organ dapat meningkatkan risiko terkena kanker darah.
- Merokok, merokok dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker darah.
- Paparan obat kemoterapi, paparan obat kemoterapi tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker darah.
- Jenis kelamin, beberapa jenis kanker darah lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
- Paparan zat kimia, paparan zat kimia tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker darah
Berikut adalah beberapa jenis kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker darah:
- Kemoterapi agresif, yaitu memberikan infus obat kemoterapi ke dalam pembuluh darah.
- Kemoterapi dengan menggunakan obat tablet yang dikonsumsi setiap hari secara jangka panjang.
- Kemoterapi dengan obat kemoterapi tablet yang dikonsumsi tiap hari.
- Radiasi, yaitu penggunaan sinar radioaktif untuk membunuh sel kanker.
- Terapi target, yaitu penggunaan obat-obatan yang menargetkan sel-sel kanker tertentu.
- Imunoterapi, yaitu penggunaan obat-obatan yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel kanker.
Pilihan pengobatan kanker darah tergantung pada jenis kanker darah yang dialami dan tingkat keparahan kanker tersebut.
Berikut adalah beberapa efek samping dari kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker darah:
- Rasa lelah.
- Mual dan muntah.
- Penurunan nafsu makan.
- Kerontokan rambut.
- Sariawan dan sakit tenggorokan.
- Diare.
- Nyeri.
- Konstipasi.
- Perdarahan.
- Infeksi.
- Gangguan fungsi jantung.
- Infertilitas.
- Kerusakan jaringan paru-paru.
- Kerusakan saraf perifer.
- Risiko timbulnya kanker sekunder.
Efek samping kemoterapi dapat berbeda-beda pada setiap pasien dan tergantung pada jenis kemoterapi yang digunakan serta dosis yang diberikan. Beberapa efek samping kemoterapi bersifat sementara dan dapat hilang setelah pengobatan selesai, namun ada juga efek samping yang bersifat jangka panjang dan memerlukan penanganan dokter dengan segera jika efek sampingnya cukup parah. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan tim medis untuk memantau efek samping kemoterapi dan memperoleh perawatan yang tepat.