Cara Gampang Mengasah Sikap Kritis

Cara gampang mengasah sikap kritis sangat penting bagi pertumbuhan anak. Tentu, kompetensi komunikatif tidak muncul begitu saja. la hanya akan tumbuh dan berkembang manakala potensi komunikatif kita asah. Di sinilah pentingnya praksis pendidikan komunikatif di sekolah. Dalam hal ini, sekolah perlu membiasakan peserta didik bersikap positif terhadap realita keanekaragaman kelompok sosial. Setidaknya, ada tiga sikap positif yang perlu dibiasakan dalam kehidupan nyata sesehari di sekolah, yaitu: sikap kritis, toleransi, dan empati sosial.

Sikap Kritis

Sikap kritis merupakan kecenderungan sikap yang tidak mudah percaya. Ia selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, serta tajam dalam melakukan analisis. ” Seseorang disebut bersikap kritis apabila tidak begitu saja menerima sesuatu sebagai kebenaran. Ia akan berusaha terlebih dulu untuk melakukan analisis. Analisis dilakukan untuk menemukan kekeliruan-kekeliruan yang mungkin ada pada apa yang diamatinya.

baca juga:Cara Gampang Bersikap Positif dalam Kelas

Kaitan Erat “Kritik”

Sikap kritis memiliki kaitan erat dengan kritik. Istilah “kritik” berasal dari bahasa Yunani, krinein. Secara harthiah krinein berarti: memisahkan atau memerinci. Umumnya, kritik dipahami sebagai suatu penilaian terhadap kenyataan dengan berpedoman pada norma. Melalui upaya penilaian itu, seseorang memisahkan dan memerinci antara yang bermakna ddn yang tidak bermakna, yang baik dan yang tidak baik, yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat, yan8 perlu dan yang tidak perlu, yang penting dan yang tidak penting, dan lain sebagainya.

Dalam kaitan dengan kenyataan keanekaragaman kelompok sosial, sikap kritis amatlah penting. Sikap kritis kelompo terutama diperlukan ketika seseorang berhadapan dengan ini sebagai bentuk dan ungkapan in group Teeig, rasisme, ethosentrisme, eksklusivisme, kesenjangan sosial, serta berbagai KOntlik dalam masyarakat sebagai akibat adanya diferensiasi SOsial horizontal sekaligus ketimpangan vertikal.

Dengan bersikap kritis, maka seseorang tidak mudah bersikap negatif terhadap budaya lain maupun orang lain yang memiliki identitas budaya berbeda dari identitas budaya yang dimilikinya. Demikian pula, ia tidak mudah terpancing oleh prOvokasi maupun isu-isu “murahan” berkaitan dengan keanekaragaman kelompok sosial.

Sebaliknya cara gampang mengasah sikap kritis memungkinkan seseorang bisa menahan diri dari berbagai tindakan emosional yang bersifat destruktif dalam menyikapi keragaman kelompok sosial. Lebih positif dari itu, ia mampu menghargai orang lain dan kelompok lain yang memiliki identitas budaya berbeda dari identitas budaya yang dimilikinya. Demikianlah, sikap kritis adalah prasyarat bagi tumbuh berkembangnya toleransi dan empati sosial dalam menghadapi realitas masyarakat multikultur-timpang. Sikap kritis memungkinkan kita menyikapi keragaman dan perubahan sosial-budaya secara arif. Dalam arti, keragaman benar-benar ditanggapi sebagai modal SOSial (social capital) yang mampu memacu kemajuan bersama.

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *