Cara gampang desain komprehensif pendidikan karakter bertujuan untuk memberikan desain yang baik dalam proses pelaksanaannya. Sebagaimana sudah disinggung dalam prinsip kedua di atas, bahwa pendidikan karakter yang utuh, mengolah tiga aspek sekaligus, yaitu pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeline), dan tindakan moral (1moral action).
Patut diingat, bahwa ketiga aspek karakter itu saling terkait satu sama lain. Pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral tidak berfungsi secara terpisah, melainkan satu sama lain saling merasuki dan saling mempengaruhi dalam segala hal. Ketiganya bekerja sama secara kompleks dan simultan sedemikian rupa, sehingga ada kemungkinan kita tidak menyadarinya.
Yang jelas, dalam praktik pendidikan karakter, ketiga aspek itu perlu diterjemahkan ke dalam desain komprehensif. Tentu, hal itu dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai pemahaman konseptual mengenai pendidikan karakter, sebagaimana telah dikemukakan di muka.
Adapun garis besar desain komprehensif praktik pendidikan karakter itu, mencakup dua belas strategi. Cara gampang desain komprehensif harus ada sembilan strategi pertama adalah tuntutan terhadap guru untuk:
- Bertindak sebagai sosok yang peduli, model, dan mentor. Dalam hal ini, guru memperlakukan siswa dengan kasih dan hormat, memberikan contoh yang baik, mendorong perilaku sosial, dan memperbaiki perilaku yang merusak.
- Menciptakan komunitas moral di kelas. Guru membantu siswa untuk saling mengenal satu sama lain, hormat dan saling memperhatikan satu sama lain, serta merasa dihargai sebagai anggota kelompok.
- Mempraktikkan disiplin moral. Guru menciptakan dan menegakkan aturan sebagai kesempatan untuk membantu pengembangan alasan-alasan moral, kontrobl diri, dan penghargaan kepada orang lain pada umumnya.
- Menciptakan lingkungan kelas yan8 demokratis. Guru melibatkan siswa dalam pembuatan keputusan dan membagi tanggung jawab dalam menjadikan kelas sebagai tempat yang baik untuk berkembang dan belajar.
- Mengajarkan nilai-nilai melalui kurikulum. Guru menggunakan mata pelajaran akademis sebagai sarana untuk mempelajari isu-isu etis.
- Menggunakan pembelajaran kooperatif. Guru mengajar siswa mengenai sikap dan berbagai keterampilan untuk saling membantu satu sama lain dan bekerja sama.
- Membangun “kepekaan nurani”. Guru membantu siswa mengembangkan tanggung jawab akademis dan menghargai pentingnya belajar dan bekerja.
- Mendorong refleksi moral, melalui membaca, menulis, berdiskusi, berlatih membuat keputusan, dan berdebat.
- Mengajarkan resolusi konflik, sehingga murid memiliki kapasitas dan komitmen untuk menyelesaikan konflik secara adil dan wajar, dengan cara-cara tanpa kekerasan.