Cara gampang mengenal ciri anak tunadaksa menjadi sebuah refrensi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tundaksa. Keterbatasannya memaksa orang lain untuk lebih mengerti dan mengetahui seberapa besar perannya dalam membantu anak tersebut.
Daftar Isi
Ciri-ciri Anak Tunadaksa
Anak tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan fisik pun yang mengalami kelainan anggota gerak dan kelumpuhan cacat tubuh, yang mencakup kelainan anggota tubuh mauang disebabkan karena kelainan yang ada di syaraf pusat atau otak. Cara gampang mengenal ciri – ciri anak tunadaksa berdasarkan kelainannya sebagai berikut:
1. Karekteristik Anak Tunadaksa Penyandang Kelainan Sistem Cerebral Palsy
Anak cerebral palsy mengalami kerusakan pada sistem syaraf pusatnya atau otak. Oleh karena itu, anak cerebral palsy tidak dapat menangkap pesan-pesan yang disampaikan kepada- nya, hal ini menyebabkan anak cerebral palsy mengalami beberapa gangguan sebagai berikut:
a. Gangguan motorik
Gangguan motoriknya berupa kekakuan, kelumpuhan, gerakan-gerakan yang tidak dapat dikendalikan, gerakan ritmis, dan gangguan keseimbangan. Keterbatasan motorik ini meliputi motorik kasar dan motorik halus. Anak cerebral palsy dilihat dari aktivitas motorik dikelompokkan atas hiperaktif, hipoaktif, dan tidak ada koordinasi. Anak cerebral palsy dengan kelainan hiperaktif tampak sebagai anak yang tidak pernah istirahat. Mereka berjalan, berlari, dan selalu berpindah tiada hentinya.
Mereka tampak gelisah dan tidak dapat berkonsentrasi pada satu objek. Anak cerebral palsy dengan kelainan hipoaktif mempunyai ciri- ciri pendiam, gerakan lamban, dan kurang merespon rang sangan yang diberikan kepadanya. Sedangkan cerebral palsy yang tidak ada koordinasi, mereka micl. pada gerakan yang menghendaki koordinasi gerak, misal. nya melompat dan lari.
b. Gangguan sensorik
Pusat sensorik pada manusia terletak di otak, mengingat anak cerebral palsy adalah anak yang mengalami kelainan di otak maka anak cerebral palsy disertai gangguan sensorik, beberapa gangguan sensorik antara lain peng- lihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa. Gangguan penglihatan pada cerebral palsy terjadi karena ketidakseimbangan otot-otot mata sebagai akibat kerusakan otak. Bentuk kelainannya berupa juling, penglihatan ganda, strabismus, kekurangan lapang penglihatan, hipermetropi, dan miopi. Gangguan pendengaran pada anak cerebral palsy sering dijumpai pada jenis athetoid. Hal ini terjadi karena anak sering mengalami kejang-kejang sehingga syaraf pendengaran tidak dapat berfungsi dengan baik.
c. Gangguan tingkat kecerdasan
Anak cerebral palsy disebabkan karena kelainan pada otak- nya, tetapi keadaan kecerdasan anak cerebral palsy ber- variasi. Tingkat kecerdasan anak cerebral palsy mulai dari tingkat yang paling rendah sampai gifted. Sekitar 45% mengalami keterbelakangan mental dan 35% lagi mem- punyai tingkat kecerdasan normal dan di atas rata-rata. Sementara sisanya cenderung di bawah rata-rata.
d. Kemampuan berbicara
Anak cerebral palsy mengalami gangguan wicara yang di- sebabkan oleh kelainan motorik otot-otot wicara terutama pada organ artikulasi seperti lidah, bibir, dan rahang bawah, dan ada pula yang terjadi karena kurang dan tidak terjadi proses interaksi dengan lingkungan. Anak cerebral palsy ada yang mampu menangkap informasi dari lingkung- an sekitarnya melalui indra pendengarnya, tetapi yang ber- sangkutan tidak dapat mengemukakannya lagi secara lisan.