Cara gampang pembelajaran anak tunalaras ditujukan untuk memberikan pembelajaran yang sesuai denga karakteristik anak tunalaras. Pemberian pembelajaran pada anak difabel tidak semudah seperti pembelajaran pada anak normal kebanyakan.
Daftar Isi
Prinsip Pembelajaran Anak Tunalaras
Pendidikan bagi anak tunalaras berbeda dengan penvan dang difabel lainnya. Ada beberapa prinsip yang wajib diperhati. kan dalam pembelajaran sehari-hari. Prinsip-prinsip khusus yana perlu diterapkan dalam pembelajaran anak tunalaras adalah sebagai berikut:
a. Prinsip kebutuhan dan keaktifan
Anak tunalaras selalu ingin memenuhi kebutuhannya tanpa memedulikan kepentingan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhannya, mereka menggunakan kesempatan yang ada dan kalau perlu melanggar semua peraturan yang ada. Oleh karena itu, guru hendaknya mendorong peserta didik untuk lebih aktif mengembangkan potensinya secara optimal dengan mempertimbangkan norma-norma sosial, agama, peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dalam memenuhi kebutuhannya, tidak merug- kan orang lain maupun diri sendiri.
b. Prinsip kebebasan terarah
Anak tunalaras memiliki sifat tidak mau dikekang. Mereka selalu menggunakan peluang untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini, guru harus memperhitungkan tindakan yang akan dilakukan untuk membina peserta didik yang tunalaras. Guru hendaknya mengarahkan dan menyalurkan segala perilaku anak ke arah positif yang berguna untuk anak tu laras dan orang lain di sekitarnya.
c. Prinsip penggunaan waktu luang
Kebanyakan anak tunalaras tidak bisa diam. Ada saja yang mereka kerjakan, seolah-olah mereka kekurangan wa ktu Sehingga lupa tidur, makan, dan sebagainya. Guru harus membimbing anak dengan mengisi waktu luang anak dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
d. Prinsip kekeluargaan dan kepatuhan
Anak tunalaras biasanya berasal dari keluarga yang tidak harmonis atau hubungan orang tua retak (broken home). Akibatnya, emosi anak kurang stabil, jiwa tidak tenang, rasa kekeluargaan tidak berkembang, dan merasa hidupnya tidak berharga. Guru harus dapat menyelami di mana letak ke- tidakselarasan kehidupan emosi anak. Selanjutnya me- ngembalikan anak kepada kehidupan emosi yang tenang dan laras sehingga rasa kekeluargaan menjadi pulih kembali.
e. Prinsip kesetiakawanan, idola, dan perlindungan
Anak tunalaras lebih suka bergaul dengan kelompoknya, karena mereka merasa aman, merasa menemukan tempat berlindung menggantikan orang tuanya, merasa tenteram, dan timbul rasa kesetiakawanan. Kesetiaannya kepada kelompok membuat anak tunalaras berbuat apa saja sesuai perintah ketua kelompoknya yang dijadikannya idola. Oleh karena itu, guru hendaknya secara perlahan-lahan berupaya menggantikan posisi ketua kelompoknya menjadi tokoh idola anak dengan cara melindungi anak dan secara berangsur-angsur mengganti kelompoknya dengan teman- teman sekelasnya yang pada akhirnya anak tunalaras merasa senang bersekolah.
f. Prinsip minat dan kemampuan
Guru harus memperhatikan minat dan kemampuan anak ter- utama yang berhubungan dengan pelajaran. Jangan sampai karena tugas-tugas yang terlalu banyak, justru anak menjadi benci kepada guru atau benci kepada pelajaran-pelajaran tertentu. Sebaliknya, guru harus dapat menggali minat dan kemampuan siswa terhadap pelajaran untuk dijadikan acuan dalam pemberian tugas.
Fasilitas Penunjang dalam Pembelajaran Anak Tunalaras
Menurut Edi Purwanto dkk (2007:5-28) fasilitas pendidikan untuk anak tunalaras relatif sama dengan pendidikan untuk anak normal pada umumnya. Fasilitas ruangan kelas tidak menggunakan benda-benda kecil yang terbuat dari bahan yang keras sehingga tidak berbahaya. Fasilitas ruangan terapi dan sarana terapi tersebut meliputi:
a. Ruangan fisioterapi dan peralatannya.
Peralatan fisioterapi lebih diarahkan pada upaya peregangan otot dan sendi, dan pembentukan otot, misalnya barbel, box tinju, dan wash.
b. Ruangan terapi bermain dan peralatanya
Peralatan terapi bermain lebih diarahkan pada model terapl sublimasi dan latihan pengendalian diri, misalnya puzzle dan boneka.
C. Ruangan terapi okupasi dan peralatannya
Peralatan okupasi lebih diarahkan pada pembentukan Ke terampilan kerja dan pengisian, pengisian waktu lud sesuai dengan kondisi anak. Pendidikan bagi anak tunalaras berada di bawah wewo Direktorat Pendidikan Luar Biasa.