NAMA : Yasinta Rahmadona
NIM : 2486906091
KELAS : PGSD-C
UTS Filosofi Pendidikan Indonesia
SOSOK GURU MASA DEPAN
Guru masa depan adalah pribadi yang kreatif dan inovatif, mampu mengembangkan
metode pembelajaran yang menarik serta memanfaatkan teknologi dengan optimal. Guru
tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga membantu peserta didik mencapai kemandirian
dalam belajar. Guru masa depan berperan sebagai fasilitator yang mendampingi peserta didik
untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri. Di samping itu, guru juga dituntut untuk
memiliki kepedulian dan keterbukaan demi menciptakan lingkungan belajar yang nyaman
dan ramah. Selain mengutamakan pengembangan karakter dan moral, guru masa depan harus
selalu belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta menjalin kerja sama yang
baik dengan orang tua dan masyarakat. Dengan cara ini, guru berperan membentuk generasi
muda yang cerdas, berdaya saing, dan berakhlak mulia.
Dalam perjalanan pendidikan saya, baik sebagai peserta didik maupun saat menjalani
Pendidikan Profesi Guru (PPG), saya telah melihat perubahan signifikan dalam peran guru.
Pengalaman saya di bangku sekolah dan selama mengikuti PPG semakin memperkuat
pemahaman saya tentang peran guru masa depan. Guru bukan lagi sekadar penyampai
informasi, tetapi sosok yang mampu menginspirasi, bersikap inovatif, dan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan peserta didik.
Pengalaman saya sebagai peserta didik pada masa lalu sangat berbeda dengan kondisi
pembelajaran saat ini. Dulu, banyak sekolah yang menerapkan metode pengajaran yang
monoton, seperti ceramah panjang dan tugas-tugas yang hanya menitikberatkan pada aspek
kognitif. Dalam kondisi tersebut, saya sering merasa kurang terlibat dan tidak terlalu
termotivasi. Namun, ketika di SMP dan SMA, beberapa guru mulai menggunakan metode
pembelajaran yang lebih interaktif, seperti diskusi kelompok, yang membantu saya
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan bekerja sama dengan teman. Pengalaman
belajar yang saya alami saat itu sangat berbeda dengan metode pembelajaran masa kini, di
mana guru semakin banyak menerapkan pendekatan yang lebih menarik dan memerdekakan
peserta didik, membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
Selama kurang lebih dua bulan mengikuti program PPG, wawasan saya tentang
pentingnya inovasi dalam pendidikan menjadi semakin luas. Pengalaman ini memberikan
saya banyak pengetahuan baru dan memperkuat pemahaman saya tentang penerapan berbagai
metode, pendekatan, model, dan strategi pembelajaran. Di antaranya adalah pembelajaran
berbasis proyek serta pemanfaatan teknologi yang dapat memberi peserta didik kebebasan
lebih besar dalam proses belajar.
Selama perkuliahan PPG, isu keberagaman dalam pendidikan sering kali menjadi
fokus pembahasan. Hal ini membuka pandangan saya mengenai pentingnya memahami latar
belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap peserta didik. Pemahaman ini sesuai
dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan penghargaan terhadap
perbedaan dan pemenuhan kebutuhan setiap peserta didik. Menurut pandangan Ki Hadjar
Dewantara, tujuan pendidikan adalah membimbing potensi yang dimiliki anak agar mereka
dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan setinggi mungkin, baik sebagai individu
maupun sebagai bagian dari masyarakat. Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga menekankan
bahwa seorang guru harus berperan sebagai pembimbing yang mengarahkan peserta didik
agar terbentuk karakter dan budi pekerti yang baik. Beliau juga menekankan pentingnya
memasukkan nilai-nilai budaya dalam proses pembelajaran, sehingga pendidikan dapat
menjadi sarana untuk membentuk kepribadian dan nilai-nilai luhur yang hidup di masyarakat.
Pendidikan yang menggabungkan nilai-nilai budaya ini diharapkan akan melahirkan generasi
yang cerdas, kompetitif, dan memiliki jiwa kemanusiaan untuk menghadapi persaingan yang
semakin ketat (Marisyah, dkk., 2019).
Refleksi dari pengalaman belajar ini menggambarkan pentingnya sosok guru masa
depan sebagai pendidik yang holistik. Guru masa depan tidak hanya bertugas mengajar, tetapi
juga harus mampu berperan sebagai fasilitator, motivator, dan teladan yang memberikan
contoh positif bagi peserta didik (Wardani, 2020). Ajaran Ki Hadjar Dewantara menekankan
bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk membimbing peserta didik mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Oleh
karena itu, guru harus berperan sebagai pembimbing yang membantu peserta didik dalam
membangun karakter dan budi pekerti yang kuat. Selain itu, guru juga perlu
mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam proses pembelajaran, agar pendidikan tidak hanya
menjadi proses transfer ilmu, tetapi juga wahana untuk menanamkan identitas dan nilai-nilai
luhur masyarakat. Dengan pendekatan seperti ini, guru masa depan akan mampu
memfasilitasi perkembangan peserta didik secara menyeluruh dan mempersiapkan mereka
untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berubah.
Guru masa depan adalah sosok yang menggabungkan peran sebagai pengajar yang
kreatif dan inovatif, seorang inspirator yang memotivasi, serta pendidik yang memiliki
empati dan kepedulian terhadap peserta didik. Pengalaman saya di bangku sekolah dan
selama mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) telah memberikan saya banyak wawasan
serta keterampilan yang dibutuhkan untuk mengemban peran tersebut. Sebagai calon
pendidik, saya berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri, agar dapat
menciptakan generasi yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa
mendatang.
Referensi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayyan T2.2 Eksplorasi Konsep.
https://lms.guru.krmdikbud.go.id/courses/60389/pages/t2-dot-2-eksplorasi-
konsep?module item id=3730399. Diakses pada 07 November 2024.
Marisyah, A., Firman, F. and Rusdinal, R., 2019. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), pp.1514-1519.
Wardani, K., 2010, November. Peran guru dalam pendidikan karakter menurut konsep
pendidikan Ki Hadjar Dewantara. In Proceeding of The 4th International Conference
on Teacher Education;Join Conference UPI &UPSI (pp. 8-10).