Cara Gampang Pemenuhan Fasilitas Anak Tunadaksa

Cara gampang pemenuhan fasilitas pendukung anak tunadaksa meliputi pemenuhan pengaturan bangunan dan pemberian fasilitas pendukung. Pengaturan bangunan dalam pendidikan tunadaksa harus diperhatikan. Setiap ruangan harus fungsional sesuai pemakainya. Artinya, ruangan dibangun dengan memprioritaskan penyandang tunadaksa melakukan mobilisasi.

Daftar Isi

Fasilitas Pendukung Pendidikan

Selain fasilitas gedung, untuk menunjang pemberian layanan pendidikan bagi anak tunadaksa maka perlu disediakan pula fasilitas pendukung pendidikan yang berkaitan dengan diri anak. Edi Purwanto dkk (2007) mengungkapkan tentang cara gampang  pemenuhan fasilitas pendukung pendidikan anak tunadaksa, yaitu sebagai berikut:

a. Brace

Brace merupakan alat bantu gerak yang digunakan untuk memperkuat otot dan tulang. Penggunaan brace biasanya di kaki, punggung atau leher. Fungsi brace untuk menyangga beban yang tertumpu pada otot dan tulang. Pembuat brace dari kulit yang kaku atau plastik yang tebal dilapisi kain atau sepon atau karet pada tepi pinggirnya agar tidak ter- jadi decubitus (lecet) pada jaringan yang kontak langsung.

b. Crutch (kruk)

Kruk adalah alat penyangga tubuh yang ditumpukan pada tangan atau ketiak untuk menyangga tubuh. Kruk terbuat dari kayu, pipa besi, pipa alumunium atau pipa stainless Steel yang berbentuk bulat setinggi ukuran tubuh pemakainya. Pada bagian atas tempat yang kontak deengan ketiak atau tangan diberi spon atau karet agar lunak dan tidak menye- babkan lecet bila dipakai.

C. Splint

Splint berasal dari bahasa Inggris yang berarti spalk (bahasa Belanda). Alat ini bertujuan untuk meletakkan anggota tubuh pada posisi yang benar agar anggota tubuh yang sakit tidak salah bentuk. Ada dua macam splint, yaitu splint untuk angota tubuh bagian atas (tangan) dan splint untuk anggota bagian bawah (kaki).

d. Wheel chair (kursi roda)

Menurut bentuknya, kursi roda dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kursi roda yang roda besarnya di depan dan kursi roda yang roda besarnya di belakang. Kursi roda yang roda besarnya di depan dapat berputar di tempat yang sempit. Kursi roda yang roda besarnya berada di belakang, mudah berpindah tempat.

Prinsip-prinsip di atas harus diperhatikan dengan baik oleh guru dan pengelola gedung. Hal itu bertujuan agar pembelajaran berjalan maksimal dan yang utama anak-anak tunadaksa mendapatkan haknya memperoleh pendidikan seperti anak- anak normal lainnya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *