Cara gampang mengembangkan gaya mengajar asertif menjadi salah satu cara untuk meningkaykan kualitas pembelajaran. Gaya mengajar berada dalam suatu Datasan antara pasif, asertif dan agresif, dengan gaya asertlr merupakan pendekatan vana ideal untuk manajemen perilaku yang efektif. Anda haru IS memahami elemen-elemen dari pendekatan yang berbeda tersebut, sehingga Anda dapat menerapkan keseimbangan yang tepat dalam pengajaran Anda sendiri.
Beberapa dari kita secara alami lebih condong kepada gaya mengajar yang agresif dan otoriter dan harus mengendalikan kecenderungan untuk merasa tersinggung atau bereaksi berlebihan. Yang lain akan cenderung menggunakan pendekatan yang pasif dan bertahan dan harus membangun rasa percaya diri dan keyakinan diri.
Untuk memahami spektrum ini dengan lebih baik, Anda akan terbantu dengan memikirkan sejumlah metafora untuk menggambarkan ketiga gaya tersebut (hal ini berkaitan erat dengan “teori” yang akan saya bahas dalam buku ini, jadi perhatikan baik-baik).
Kondisi tempat Anda bekerja memiliki dampak terhadap gaya yang Anda gunakan. Jika Anda menghadapi banyak perilaku nakal, Anda dapat merasa “diserang” oleh para siswa dan cenderung untuk “menyerang balik” dengan bersikap seagresif mereka. Akan tetapi, semakin nakal siswa yang Anda hadapi, semakin besar kemungkinan mereka bereaksi dengan buruk terhadap gaya pengajaran yang terlalu agresif.
Dalam sekolah yang “mudah” (jika memang ada sekolah seperti itu), Anda cenderung bersikap pasif secara berlebihan, membiarkan para siswa untuk memegang kendali. Ironisnya, dalam sekolah yang seperti itulah Anda mungkin harus menambahkan sedikit “api” ke dalam gaya mengajar Anda. Mari kita lihat secara lebih terperinci tiga poin dalamn spektrum sebelumnya.
Daftar Isi
Gaya pasif
Ditandai dengan ketidakaktifan-guru berada “di dalam” dirinya sendiri, bersikap tertutup, dan menahan diri. la menggunakan suara yang pelan dan postur yang defensif. Siswa mengendalikan ruang kelas, dan bukan si guru. Guru mengggunakan lebih banyak pertanyaan daripadapernyataan. Siswa tidak merasa yakin akan apa yang diinginkan oleh guru.
Gaya agresif
Guru cenderung untuk “keluar” dari dirinya sendiri dan “melepaskannya” kepada siswa. Ia sering kali bereaksi berlebihan terhadap apa yang sebenarI- nya merupakan perilaku buruk yang ringan. Tentu saja terdapat standar yang didefinisikan dengan jelas, namun hal tersebut sering kali terlalu ketat. Guru tidak menawarkan atau hanya menawarkan sedikit fleksibilitas ketika menangani perilaku. Bahasa tubuhnya tidak bersahabat dan ia memiliki kecenderungan untuk sering berteriak. Ada kemungkinan terjadi “kemarahan” yang serius jika siswa memutuskan untuk melawan guru tersebut.
Gaya asertif
Guru menegaskan pengendaliannya atas situasi. Di waktu yang bersamaan, ia tetap bersikap logis dan sopan dengan permintaannya. Ia memiliki ekspektasi yang jelas, konsisten, dan realisits tentang perilaku dan pembelajaran. Perasaan pasti bahwa siswanya dapat memenuhi harapan tersebut. Ia bersikap fleksibel ketika situasi mengharuskannya. Bahasa tubuh dan penggunaan suaranya santai tetapi tetap percaya diri. la tetap tenang dan sopan sepanjang waktu, memperlakukan siswa seperti ia ingin diperlakukan.
Mengembangkan gaya mengajar yang asertif
Dalam realitas sehari-hari dari pekerjaan Anda, gaya mengajar Anda akan berpindah di sekitar spektrum di antara titik yang berbeda. Hal ini sebagian berkaitan dengan kepribadian Anda, tetapi berkaitan juga dengan bagaimana perasaan Anda sebagai Seorang manusia pada hari-hari tertentu. Sebagai tambahan, anda akan merespons kepada kelas, atau individu dengan candaan tersebut. Semakin konsisten gaya mengajar yang dapat anda terapkan, siswa Anda akan merasa semakin aman. Melalui PEngalaman, Anda akan belajar cara untuk mencapal gaya mengajar yang asertif secara konsisten. Sementara itu, aturan umumnya adalah “pertama mintalah dengan baik, kemudian sekali lagi dengan tegas, kemudian tegaskan lagi”.