Cara Gampang Mengenal Ciri Anak Tunadaksa Part 2

Cara gampang mengenal ciri anak tunadaksa menjadi sebuah refrensi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tundaksa. Keterbatasannya memaksa orang lain untuk lebih mengerti dan mengetahui seberapa besar perannya dalam membantu anak tersebut.

Ciri-ciri Anak Tunadaksa

Anak tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan fisik pun yang mengalami kelainan anggota gerak dan kelumpuhan cacat tubuh, yang mencakup kelainan anggota tubuh mauang disebabkan karena kelainan yang ada di syaraf pusat atau otak. Cara gampang mengenal ciri – ciri anak tunadaksa berdasarkan kelainannya sebagai berikut:

Daftar Isi

Karekteristik Anak Tunadaksa Penyandang Kelainan Sistem Cerebral Palsy

Anak cerebral palsy mengalami kerusakan pada sistem syaraf pusatnya atau otak. Oleh karena itu, anak cerebral palsy tidak dapat menangkap pesan-pesan yang disampaikan kepada- nya, hal ini menyebabkan anak cerebral palsy mengalami beberapa gangguan sebagai berikut:

e. Emosi dan penyesuaian sosial

Respon dan sikap masyarakat terhadap kelainan pada anak cerebral palsy, memengaruhi pembentukan pribadi anak secara umum. Emosi anak cerebral palsy sangat bervariasi, bergantung rangsang yang diterimanya. Secara umum tidak terlalu berbeda dengan anak-anak normal, kecuali beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dapat menimbulkan emosi yang tidak terkendali. Sikap atau penerimaan ma- syarakat terhadap anak cerebral palsy dapat memunculkan keadaan anak yang merasa rendah diri atau kepercayaan dirinya kurang, mudah tersinggung, suka menyendiri, serta kurang dapat menyesuaikan diri dan bergaul dengan lingkungan

f. Gangguan persepsi dan kognisi

Anak cerebral palsy mengalami gangguan dan kerusakan pada syaraf penghubung dan jaringan syaraf otak. Hal ini menyebabkan anak mengalami gangguan persepsi dan kognisi di mana mereka tidak dapat mengenal, memahami, menghayati, dan mengintepretasikan informasi yang ada di lingkungan sekitarnya.

Anak-anak cerebral palsy sering digambarkan sebagai malaikat kecil’, Pasalnya, anak-anak cerebral palsy sering ter- Senyum sepanjang hari. Mereka seolah tidak pernah merasakan Kesedihan, yang ada hanya kegembiraan. Anak cerebral palsy berwajah polos seolah tanpa dosa. Kesenarian mereka diisi dengan latihan-latihan sederhana yang mungkin bagi anak normal dianggap hal mudah. Namun, latinan yang dianggap mudah tersebut sangat berarti bagi anak cerebralpalsy

2. Karakteristik Anak Tunadaksa Penyandang Kelainan Sistem Musculus Skeletal

Kelainan sistem musculus skeletal bentuknya antara lain berupa kelumpuhan otot, kerusakan otot, dan kelemahan otot. Kelainan otot-otot tersebut mengganggu gerakan lekomosi (gerakan-gerakan di tempat) dan mobilisasi (gerakan berpindah tempat). Kondisi-kondisi tersebut menjadikan anak tunadaksa memiliki ciri sebagai berikut

a. Frustasi dan malu

Frustasi dan malu yang berlebihan dapat mengganggu penyesuaian diri anak sehingga mereka merasa terisolasi dengan lingkungan masyarakat.

b. Kurang percaya diri

Penampilan anak-anak penyandang kelainan musculus skeletal yang berbeda dengan anak normal memengaruhi penampilannya dalam lingkungan. Perasaan yang tidak nyaman dan rendah diri menyebabkan hilangnya kepercaya an diri pada mereka. Rendah diri terjadi karena mereka menganggap dirinya lemah dan tidak berguna bila diban dingkan dengan orang lain di sekitarnya.

c. Kecerdasan normal

Anak-anak dengan kelainan musculus Skeletal mempunvai kecerdasan normal. Hal ini disebabkan kerusakan yang terjadi pada diri mereka tidak berhubungan langsung dengan pusat kecerdasan di otak

d. Ketidakstabilan emosi

Ketidakstabilan emosi ini berupa mudah tersinggung, mudah marah, cepat putus asa, rendah diri, kurang dapat bergaul, dan suka menyendiri yang tidak disebabkan karena kecacatannya melainkan oleh perkembangan pribadinya yang tidak ditunjang oleh lingkungan sekitar.

Anak-anak tunadaksa memerlukan pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Intinya, setiap karckteristik dapat dikatakan memerlukan perlakuan berbeda dalam pendidikan. Guru harus dapat mendidik mereka dengan baik. Selain itu, pengenalan terhadap faktor penyebab anak tunadaksa diharapkan mampu membantu pembelajaran.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *