Kanker nasofaring, juga dikenal sebagai karsinoma nasofaring, adalah jenis kanker langka yang muncul dari epitel nasofaring, yaitu bagian atas tenggorokan di belakang hidung. Penyakit ini lebih sering terjadi pada populasi tertentu, misalnya orang keturunan Asia, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Kanker ini memiliki distribusi usia bimodal, dengan puncak kecil pada akhir masa kanak-kanak dan puncak kedua pada usia 50-60 tahun.Gejala kanker nasofaring antara lain gejala hidung, gejala telinga, dan pembengkakan leher. Kanker biasanya didiagnosis melalui kombinasi pemeriksaan, biopsi, dan tes pencitraan. Pengobatan kanker nasofaring biasanya diawali dengan terapi radiasi atau kombinasi radiasi dan kemoterapi. Prognosis kanker nasofaring bergantung pada stadium kanker dan kesehatan pasien secara keseluruhan, namun hasil uji klinis yang mencakup terapi radiasi dan kemoterapi umumnya melaporkan tingkat kelangsungan hidup jangka panjang sebesar 50-80% secara keseluruhan.
Berikut beberapa gejala umum kanker nasofaring berdasarkan hasil penelusuran :
- Benjolan di leher (lump in the neck).
- Gangguan pada telinga (ear problems).
- Hidung tersumbat (nasal congestion).
- Mimisan (nosebleeds).
- Gangguan penglihatan (vision problems).
- Sakit kepala (headaches).
- Telinga berdengung (tinnitus) atau terasa tidak nyaman (discomfort in the ears).
- Kesulitan bernapas (difficulty breathing).
- Nyeri wajah (facial pain).
- Suara serak (hoarseness).
Perlu diketahui bahwa kanker nasofaring mungkin tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, dan beberapa gejala tersebut mungkin juga disebabkan oleh kondisi lain. Diagnosis kanker nasofaring biasanya dimulai dengan pemeriksaan fisik dan anamnesis oleh dokter untuk mengetahui gejala yang dialami, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta gaya hidup pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, antara lain:
- Biopsi nasofaring dengan bantuan nasoendoskopi sebagai gold standard.
- Pemeriksaan penunjang seperti rontgen thoraks, USG abdomen dan Bone Survey juga diperlukan untuk menentukan stadium.
- Pemeriksaan MRI atau CT Scan daerah kepala dan leher sampai dengan klavikula diperlukan untuk menilai ekstensi tumor, basis erosi tulang, dan limfadenopati servikal.
- Pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap dan profil kimiawi diperlukan pada pasien kanker nasofaring.
- Pemeriksaan serologi titer EBV, seperti IgA dan IgG juga dapat dikerjakan meskipun bukan merupakan alat diagnostik untuk kanker nasofaring.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jenis kanker nasofaring adalah kanker yang menyerang area tenggorokan dan tergolong sebagai jenis kanker yang paling sering terjadi di antara jenis kanker yang menyerang kepala dan leher. Berikut adalah beberapa jenis kanker nasofaring yang ada:
- Karsinoma nasofaring (nasopharyngeal carcinoma).
- Karsinoma sel skuamosa nasofaring (nasopharyngeal squamous cell carcinoma).
- Karsinoma adenoid kistik nasofaring (nasopharyngeal adenoid cystic carcinoma)
Berikut adalah beberapa tanda-tanda kanker nasofaring yang perlu diwaspadai berdasarkan beberapa sumber:
- Mimisan yang sering terjadi dalam jumlah banyak.
- Gangguan pada telinga seperti tinnitus atau ketidaknyamanan pada telinga.
- Hidung tersumbat yang berlangsung lama.
- Benjolan di leher.
- Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau ganda.
- Sakit kepala yang terjadi secara terus-menerus.
- Kesulitan bernapas.
- Nyeri wajah.
- Suara serak.
Namun, perlu diingat bahwa tanda-tanda kanker nasofaring dapat bervariasi dan tidak selalu sama pada setiap orang. Beberapa gejala ini juga dapat disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Diagnosis kanker nasofaring biasanya dimulai dengan pemeriksaan fisik dan anamnesis oleh dokter, kemudian dilanjutkan dengan serangkaian pemeriksaan penunjang seperti biopsi nasofaring, CT Scan atau MRI, pemeriksaan darah lengkap, dan pemeriksaan serologi titer EBV