Membangun Karakter Bangsa melalui Pembelajaran yang Berakar pada Nilai-nilai Pancasila

Pendahuluan

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa. Di Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara bukan hanya menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara, tetapi juga merupakan sumber nilai-nilai yang dapat membangun karakter generasi muda. Hardono Hadi dalam (Winarno, 2020),  menyatakan Pancasila sebagai jati diri bangsa mencangkup empat aspek, yaitu Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia, dan Pancasila sebagai keunikan bangsa Indonesia. Pada masa sekarang ini, nilai-nilai Pancasila semakin memudar diakibatkan oleh terjadinya globalisasi yang membawa dampak signifikan terhadap budaya dan perilaku masyarakat. Menurut Nurizka & Rahim (2020) juga berkata bahwa arus globalisasi membawa kesempatan dan ancaman. Ancaman tersebut berupa segala kemajuan teknologi dan informasi, telah membuka akses terhadap berbagai budaya asing yang sering kali menggeser nilai-nilai lokal dan tradisional.

Refleksi Pengalaman Sekolah

Pengalaman saya selama bersekolah memberikan banyak pelajaran berharga tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah, kami sering diajarkan untuk menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi semangat persatuan. Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat kami mengadakan kegiatan kelas yang bertemakan “Keberagaman Budaya”. Melalui kegiatan ini, kami belajar untuk saling menghargai dan memahami budaya satu sama lain. Ini adalah contoh konkret bagaimana pembelajaran dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam hal persatuan dan kesatuan. Selain itu, kegiatan tersebut juga memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong di antara siswa.

Pengalaman Konkret Selama Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Melalui kegiatan saya di Pendidikan Profesi Guru (PPG), saya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai filosofi pendidikan di Indonesia. Salah satu mata kuliah yang sangat berpengaruh adalah “Filosofi Pendidikan Indonesia”. Dalam mata kuliah ini, mengajarkan saya tentang pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran. Melalui diskusi dan tugas-tugas kelompok,  mendorong saya untuk merancang rencana pembelajaran yang ti       dak hanya berorientasi pada pencapaian akademis tetapi juga pada pengembangan karakter siswa. Misalnya, dalam salah satu tugas, kami diminta untuk merancang proyek pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) yang mengangkat isu-isu sosial di lingkungan sekitar. Proyek ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan tetapi juga mendorong mereka untuk bekerja sama dalam kelompok, mendiskusikan solusi, dan mengambil tindakan nyata.

Kemudian selama mengikuti PPG, saya juga melakukan praktik mengajar di sekolah dasar. Dalam praktik tersebut, saya menerapkan metode pembelajaran aktif yang melibatkan diskusi kelompok dan proyek kolaboratif. Misalnya, saat mengajar tentang Pendidikan pancasila tentang norma dalam kehidupan, saya membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyebutkan norma dalam kehidupannya masing-masing. Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya. Ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi juga mendorong siswa untuk saling menghargai pendapat satu sama lain.

Selama praktik mengajar di sekolah dasar, saya mengajarkan siswa bersikap sesuai dengan nilai Pancasila sebagai dasar negara. Saya mengajarkan siswa untuk menghormati hak asasi manusia dan memperlakukan orang lain dengan adil, mendorong siswa untuk mengembangkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya lokal, ,mengajarkan siswa tentang pentingnya musyawarah dalam pengambilan keputusan di kelas maupun di Masyarakat, kemudian mengajak siswa untuk peduli terhadap isu-isu sosial dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah di lingkungan sekitar.

Tantangan di Era Digital

Membangun karakter bangsa melalui Pancasila di era digital merupakan tantangan yang kompleks namun sangat penting. Dalam konteks kemajuan teknologi yang pesat, nilai-nilai Pancasila harus tetap relevan dan menjadi panduan moral bagi masyarakat, terutama generasi muda. Di era digital, informasi dapat menyebar dengan cepat, termasuk konten negatif seperti hoaks, ujaran kebencian, dan pornografi. Dalam konteks ini, generasi muda lebih terpengaruh oleh budaya konsumerisme dan gaya hidup modern yang tidak selalu sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila, seperti gotong royong, keadilan sosial, dan penghargaan terhadap keragaman. Selain itu, informasi yang cepat dan mudah diakses melalui media sosial dapat menyebabkan distorsi pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila, di mana banyak individu lebih memilih untuk mengikuti tren global daripada memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan lembaga pendidikan untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai identitas bangsa, agar dapat menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati diri dan moralitas sebagai warga negara Indonesia.

Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, Konten digital yang tidak sesuai norma sosial dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, terutama generasi muda. Ini menjadi ancaman bagi pembentukan karakter yang berlandaskan Pancasila, karena mereka terpapar pada nilai-nilai yang bertentangan dengan etika dan moral. Masyarakat perlu dilatih untuk berpikir kritis dalam menyaring informasi dan memahami dampak perilaku online. Literasi digital yang kuat akan membantu menanamkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam memupuk persatuan dan toleransi. Oleh karena itu, Pendidikan karakter berbasis Pancasila harus diperkuat di sekolah dan keluarga agar generasi muda memiliki fondasi etika yang kuat dalam menggunakan teknologi digital.

Kesimpulan

Pembelajaran yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila adalah kunci untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Refleksi pengalaman saya selama bersekolah dan mengikuti Pendidikan Profesi Guru menunjukkan bahwa pendidikan harus menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa. Dengan memahami filosofi pendidikan Indonesia, kita dapat merancang pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk terus menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Membangun karakter bangsa melalui pembelajaran yang berakar pada nilai-nilai Pancasila adalah langkah strategis untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran, kita tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga membentuk sikap dan perilaku siswa yang mencerminkan karakter bangsa yang sejati. Oleh karena itu, pendidik memiliki tanggung jawab besar untuk menerapkan metode pembelajaran yang relevan dengan nilai-nilai Pancasila demi masa depan bangsa yang lebih baik dan berintegritas. Dengan demikian, karakter bangsa akan semakin kuat dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab.

Daftar Rujukan :

Fitra Amalia, F. U. (2023). Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membangun Karakter Bangsa. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan.

Gabriela Shinta Dewi Wibowo, I. C. (2023). Pancasila sebagai Karakter Bangsa. ndigenous Knowledge, Vol. 2 No. 6.

Rani Fitriani, D. A. (2021). Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Di Tengah Arus Globalisasi. Edukatif: Jrnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No.2.

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *