Dalam penerapan pendidikan inklusi di sekolah, beberapa alternatif penempatan anak berkebutuhan khusus disajikan oleh Ahmad Sopandi (dalam Vaughn, dkk 2000). Alternatif-alternatif tersebut melibatkan berbagai kombinasi kelas reguler dan kelas khusus. Beberapa di antaranya mencakup:
- Kelas Reguler (Kelas Inklusi Penuh): Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama.
- Kelas Reguler dengan Cluster Berkelainan: Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas reguler dalam kelompok khusus.
- Kelas Reguler dengan Pull Out: Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas reguler, tetapi dalam waktu tertentu, mereka ditarik ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.
- Kelas Reguler dengan Cluster dan Pull Out: Anak berkebutuhan khusus belajar dengan anak normal di kelas reguler dalam kelompok khusus, dan pada saat-saat tertentu, mereka ditarik ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.
- Kelas Khusus dengan Berbagai Macam Pengintegrasian: Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus di sekolah reguler, tetapi dalam bidang-bidang tertentu, mereka dapat belajar bersama anak normal di kelas reguler.
- Kelas Khusus Penuh: Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus di sekolah reguler. Ini berarti pendidikan inklusi tidak mengharuskan semua anak berkebutuhan khusus berada di kelas reguler setiap saat dengan semua pelajarannya.
Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, pendidikan inklusi akan mengalami perkembangan. Setiap sekolah inklusi dapat memilih model yang sesuai, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah anak berkebutuhan khusus yang akan dilayani, jenis kelainan masing-masing anak, tingkat kelainan, ketersediaan tenaga kependidikan, sarana-prasarana yang tersedia, dan lain-lain.
Komponen yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan Inklusi
Mutu pendidikan inklusi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait. Faktor-faktor tersebut melibatkan:
- Input siswa
- Kurikulum
- Tenaga kependidikan
- Sarana prasarana
- Dana
- Pengelolaan
- Lingkungan
Dalam meningkatkan mutu pendidikan inklusi, penting untuk memperhatikan komponen-komponen seperti ruang kelas, sarana penunjang, guru pendamping khusus, dana, dan lingkungan pendukung. Semua aspek ini berperan penting dalam kesuksesan pendidikan inklusi, mengubah pandangan bahwa pendidikan hanya untuk anak-anak normal di sekolah reguler.