Pembelajaran yang sesuai dengan Pancasila sebagai fondasi Pendidikan Indonesia

GURU HEBAT INDONESIA KUAT!

Be a good teacher

Pendidikan di Indonesia merupakan cara dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter dan bermoral. Manusia-manusia di Indonesia menjadikan Pancasila sebagai prinsip dasar yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan pendidikan. Pancasila yang menjadi pedoman atau ideologi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi fondasi yang ideal dalam pendidikan di Indonesia. Pembelajaran yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila merupakan upaya yang tepat untuk memastikan bahwa pendidikan Indonesia berorientasi pada aspek kognitif, bermoral, berkarakter, berbudaya. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi pedoman dalam proses pembelajaran untuk membangun identitas dan entitas yang lebih baik.

Manusia Indonesia menyebut Pancasila sebagai filsafat hidup berbangsa karena, selain menjadi dasar negara, Pancasila juga mengandung visi hidup berbangsa. Pancasila memuat nilai-nilai luhur yang meliputi keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, visi kemanusiaan yang adil dan beradab, cita-cita kesatuan hidup berbangsa, penegakan hak dan kewajiban setiap warga Negara untuk berpartisi aktif dalam hidup berbangsa, dan perjuangan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Hijriana, 2020; Siswoyo, 2013). Karenanya, selain menjadi dasar Negara, pancasila merupakan pemersatu dan jiwa kehidupan setiap warga Negara Indonesia sejak sebelum terbentuknya Indonesia sebagai Negara yang merdeka.

Refleksi pengalaman saat bersekolah dan saat mengikuti PPG:

Pada saat saya besekolah dulu saya paling menyukai pelajaran PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), mata pelajaran ini ada sejak saya SD hingga saya kuliah PPG saat ini walaupun namanya berubah namun isinya tetap sejalan. Alasan saya menyukai pelajaran PPKn adalah gurunya asik, mau memberikan penjelasan, materinya ringan, dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan saya untuk memahami dan mengaplikasikan pembelajarannya. Setiap hari senin pun kami selalu melafalkan pancasila saat upacara bendera.

Hal yang membedakan pelajaran PPKn (saat sekolah) dan Filosofi Pendidikan Indonesia adalah dahulu saya hanya mempelajari dasar-dasar dari pendidikan kewarganegaraan, UUD, pancasila, bagaimana bersikap dan bertindak dalam masyarakat, sejarah penjajahan dan lain sebagainya. Namun berbeda dengan yang saya pelajari pada Filososi Pendidikan Indonesia, saya lebih mepelajari makna pancasila tersebut dalam artian luas, saya belajar seperti apa sejarah dari pendidikan di Indonesia mulai dari masa penjajahan tersebut, saya mengetahui bagaimana sikap sifat serta karakteristik dari manusia Indonesia yang begitu tercermin pada sila-sila dalam Pancasila.

Saat kuliah PPG ini saya memiliki teman-teman yang sangat beragam, mulai dari suku, budaya, adat, agama, karakter, latar belakang. Kami mungkin berasal dari berbagai latar belakang, tetapi tujuan kami tetap sama: lulus sebagai guru profesional yang diakui oleh negara. Hal yang sangat saya sukai sebagai manusia Indonesia adalah kami yang beragam ini dapat kompak dan bersatu, kami saling berbagi, kami sama-sama dalam suka dan duka, kami dapat melakukan aktivitas gotong royong yang dapat meningkatkan bounding antara satu dengan yang lainnya.

 

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi budaya, bahasa, agama, keyakinan, etnis, suku, dan kearifan lokal, pendidikan mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga kesatuan, memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas keindonesiaan. Pendidikan berperan penting untuk membangun paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia. IKi Hajar Dewantara, sebagai bapak pendidikan, menegaskan pentingnya sistem pendidikan yang mencerminkan identitas bangsa dengan menekankan pembentukan karakter, keadilan sosial, dan persatuan nasional melalui pendidikan. Itulah yang saya pelajari saat PPG pada Filosofi Pendidikan Indonesia.

Berikut implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila terhadap pembelajaran:

  1. Ketuhanan yang Maha Esa

Semua warga Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa, ras, dan budaya memiliki keyakinan kepada yang Maha Esa. Guru mengajarkan mereka untuk menghormati kebebasan beragama, mempraktikkan nilai-nilai spiritual, serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika berdasarkan ajaran agama masing-masing. Dengan penerapan sila ini, kita dapat hidup rukun dan damai dalam keberagaman. Keragaman dan kebhinekaan Indonesia memuat nilai-nilai filosofi dan religiositas (W.P. Alston, 2001).

  1. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Semua warga Indonesia memiliki hak dan martabat yang sama. Guru mengarahkan pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dengan mendorong peserta didik menghormati hak asasi manusia, bersikap adil, dan memperlakukan sesama dengan hormat. Melalui pendekatan yang humanis, pembelajaran menciptakan lingkungan yang inklusif dan penuh empati. Peserta didik diajarkan untuk mengamalkan nilai ini agar dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati.

  1. Persatuan Indonesia

Dengan keberagaman suku, agama, budaya, golongan kita semua tetap satu-kesatuan yaitu Indonesia. Pembelajaran mengintegrasikan wawasan kebangsaan untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan menjaga keutuhan bangsa. Guru mendorong peserta didik untuk memahami keberagaman sebagai kekayaan bangsa, membangun sikap toleransi, dan menumbuhkan semangat gotong royong. Sikap dasar ini perlu dikembangkan dalam kehidupan di tengah keluarga, masyarakat, dan sekolah. Setiap warga Indonesia menyadari bahwa kesatuan dalam keragaman dan perbedaan merupakan identitas bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan (Mangunwijaya, 2020 [2]; Siswoyo, 2013).

  1. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Pada sila ini menegaskan bahwa kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat dengan begitu segala keputusan untuk kepentingan bersama harus diambil melalui musyawarah agar mencapai mufakat. Prinsip musyawarah atau dialog memberi peluang dan hak kepada setiap warga untuk terlibat secara aktif dalam penentuan kebijakan hidup bersama. Dalam pembelajaran, guru mengajarkan peserta didik untuk menghargai perbedaan pendapat, berdiskusi secara demokratis, dan mengambil keputusan melalui musyawarah. Pendekatan ini mengajarkan nilai-nilai demokrasi, kerja sama, dan tanggung jawab.

  1. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila ini menekankan pentingnya mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang status sosial, ekonomi, suku, agama, ras, atau golongan. Pembelajaran mendorong peserta didik untuk memahami pentingnya keadilan sosial dengan menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama, mengurangi kesenjangan, dan memperjuangkan kesejahteraan bersama melalui tindakan nyata di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Dengan mengikuti PPG saya dapat mengetahui adanya mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, saya menjadi tahu bagaimana ragamnya manusia Indonesia itu tidak hanya pada materi namun pada dunia nyata seperti orang-orang baik disekililing saya, saya memahami bagaimana Pancasila menyatukan kami semua, saya menjadi tau bagaimana seorang guru yang profesional menghadapi peserta didik nya yang berasal dari latar belakang yang berbeda dan budaya yang beragam.

Pembelajaran yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila adalah wujud konkret dari pendidikan yang berorientasi pada pembentukan karakter dan moral bangsa. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum, metode pembelajaran, dan budaya sekolah, peserta didik tidak hanya menjadi individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepribadian yang mencerminkan jati diri bangsa. Sekolah, guru, keluarga, dan masyarakat bekerja sama untuk mewujudkan pendidikan berbasis Pancasila, guna membangun Indonesia yang berkeadilan, berkepribadian, dan berkemajuan. Selain itu pendidikan Indonesia mampu mencetak generasi yang berintegritas, dan mampu menjawab tantangan zaman tanpa melupakan jati diri bangsa.

 

Daftar Pustaka

Alston,W. P. (2001). “Religious Belief and Values”, Faith and Philosophy, XVIII: 36-49.

Hijriana. (2020). “Building Indonesian Humanity through Civic Education in High School”. Journal La Edusci. 01 (4): 26-30.

Mangunwijaya, Y.B. (2020[1]). Sekolah Merdeka: Pendidikan Pemerdekaan. Jakarta: Penerbit Kompas.

Octaviani, Wendy Anugrah. (2018). Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari sebagai Sebuah Bangsaâ€. Jurnal Bhineka Tunggal Ika. 5(2): 123-128.

Siswoyo, D. (2013). Philosophy of education in Indonesia: Theory and thoughts of institutionalized state (PANCASILA). Asian Social Science, 9(12), 136.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *