Cara gampang mengenal aspek – aspek sosial dan emosional merupakan salah satu cara untuk menggali aspek yang mungkin dapat diperbaiki. Aspek sosial dan emosional anak tunarungu sangatlah berbeda dengan anak lainnya sehingga membutuhkan identifikasi yang lebih jelas.
Ketunarunguan dapat menyebabkan perasaan terasing dari pergaulan. Kekurangan pemahaman terhadap bahasa lisan dan tulisan sering kali menyebabkan anak tunarungu menafsirkan segala sesuatu dengan negatif atau salah. Berikut ini cara gampang mengenal aspek dan ciri-ciri anak tunarungu dalam aspek sosial dan emosional.
Daftar Isi
Gangguan sosial
Anak tunarungu menghadapi kesulitan perkembangan dalam bertingkah laku yang tepat terhadap orang lain. Mereka tidak dapat mendengarkan nada suara yang menunjukkan suatu emosi dan mereka tidak mengetahui aturanaturan sosial yang dijelaskan kepada mereka.
baca juga:Cara Gampang Berfikir Terbuka tentang Anak
Pergaulan terbatas
Anak tunarungu cenderung bersosialisasi dengan sesama tunarungu, mereka menarik diri dari lingkungan orang mendengar. Mereka merasa lebih nyaman, aman, dan tidak rendah diri jika bersama-sama dengan teman sesama tunarungu.
Sifat egosentris
Sifat egosentris pada anak tunarungu ditunjukkan dengan sukarnya anak tunarungu menempatkan diri pada situasi berpikir dan perasaan orang lain. Mereka sukar menyesuaikan diri dan segala tindakannya lebih terpusat pada diri mereka sendiri sehingga semua keinginannya harus selalu dipenuhi.
Gangguan emosi
Anak tunarungu tidak dapat mendengar apa yang dibicarakan orang lain dan mereka sulit mengekspresikan pikiran dan perasaannya akibatnya mereka mudah curiga, bertidak agresif atau sebaliknya menampakkan kebimbangan atau keragu-raguan.
Cepat marah dan mudah tersinggung
Keterbatasan dalam kemampuan berbahasa pada anak tunarungu baik itu lisan secara ekspresif (bicara) maupun secara reseptif (memahami pembicaraan) mengakibatkan mereka kesulitan mengungkapkan perasaan atau pikirannya kepada orang lain melalui bicara dan mereka mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan orang lain. Hal ini menimbulkan kekecewaan atau frustasi, cepat marah, dan mudah tersinggung.
Pemerintah Indonesia memberikan jaminan sepenuhnya kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) atau populer dengan difabel untuk memperoleh layanan pendidikan yang baik dan bermutu. Masyarakat pun harus turut membantu langkahlangkah yang dilakukan pemerintah. Termasuk di antaranya membantu anak-anak tunarungu dalam memperoleh pendidikan selayaknya anak normal.