Kanker ovarium adalah kanker yang muncul di jaringan ovarium atau indung telur. Kanker ini merupakan jenis kanker terbanyak ketiga yang diderita wanita di Indonesia. Kanker ovarium terjadi ketika DNA di sel-sel ovarium mengalami perubahan atau mutasi, yang menyebabkan sel ovarium tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kanker ovarium antara lain usia di atas 50 tahun, merokok, menjalani terapi penggantian hormon saat menopause, memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium atau kanker payudara, menderita obesitas, endometriosis, atau sindrom Lynch, serta pernah menjalani radioterapi.Gejala kanker ovarium antara lain nyeri panggul atau perut, kembung atau perut terasa penuh, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, perubahan kebiasaan buang air kecil atau buang air besar, serta kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.Faktor risiko paling signifikan untuk kanker ovarium adalah mutasi genetik yang diwariskan pada salah satu dari dua gen; gen kanker payudara 1 (BRCA1) atau gen kanker payudara 2 (BRCA2). Wanita yang menggunakan terapi hormon menopause, tidak pernah hamil, kegemukan, serta memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.Jenis kanker ovarium berdasarkan tipenya antara lain kanker ovarium epitel, kanker ovarium germinal, dan kanker ovarium stromal. Deteksi awal kanker ovarium sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala dan faktor risiko kanker ovarium serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Kanker ovarium dapat didiagnosis melalui beberapa tes kesehatan dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis kanker ovarium sulit dilakukan pada stadium dini karena tidak adanya gejala spesifik. Beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi kanker ovarium antara lain tes darah untuk mendeteksi protein CA-125, USG (ultrasonography), CT scan, dan biopsi. Pemeriksaan fisik juga dapat dilakukan untuk mencari tahu adanya tanda-tanda kanker ovarium seperti adanya asites, teraba massa pada pelvis atau abdomen, tanda obstruksi saluran cerna, hingga penurunan suara napas akibat efusi pleura. Tes kehamilan tidak digunakan rutin untuk mendiagnosis kanker ovarium. Deteksi dini kanker ovarium sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan, sehingga disarankan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan di ovarium yang seringkali tidak menimbulkan gejala apapun. Kista ovarium yang jinak biasanya memiliki ciri-ciri seperti perut kembung atau bengkak, buang air besar yang menyakitkan, dan nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi. Kista ovarium yang jinak dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG (ultrasonography) yang akan membantu dokter untuk melihat ukuran, lokasi, bentuk, dan tekstur dari kista ovarium. Namun, kista ovarium yang telah parah dan tidak diobati sejak dini bisa menimbulkan penyakit lain seperti kanker. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan