Ciri-ciri pecandu morfin dilihat dari segi fisik dan prilaku serta efek samping yang timbul jika seseorang kecanduan morfin

Kecanduan morfin adalah masalah serius dalam masyarakat yang mempengaruhi kesehatan fisik, emosional, dan sosial individu yang terlibat. Morfin adalah obat kuat yang digunakan dalam pengobatan nyeri, tetapi ketika digunakan secara tidak tepat atau berlebihan, dapat menyebabkan kecanduan yang merusak. Gejala yang ditimbulkan dari penyalahgunaan morfin setiap penyalahguna akan mengalami gejala yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya penyalahgunaan morfin, jenis penyalahgunaan morfin apakah dihisap, dimakan ataupun disuntik. Namun pada umunya pecandu morfin dapat dilihat dari ciri-ciri fisik dan perubahan prilakunya.

Ciri ciri fisik pecandu morfin :

  • Mata merah
  • Tubuh tampak kurus dan lelah
  • Perubahan penampilan fisik, seperti mengenakan pakaian yang tidak pantas atau kotor dan kurangnya minat untuk berdandan
  • Perubahan nafsu makan, seperti penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan terkait
  • Kantuk berlebih
  • Rasa mengantuk berlebih
  • Perubahan warna kulit
  • Tampak lelah atau lelah
  • Perubahan suhu tubuh
  • Berkeringat berlebihan
  • Pucat
  • Mual dan muntah
  • Kepala terasa berat
  • Pusing
  • Kesulitan bernapas
  • Detak jantung yang tidak teratur
  • Kram otot
  • Kejang

Ciri-ciri perilaku pecandu morfin:

  • Perubahan sikap, seperti apatis dan tidak peduli dengan sekitarnya
  • Pandangan kosong dan tidak berkonsentrasi
  • Menghindar atau defensif ketika ditanya tentang penggunaan narkoba
  • Kesulitan di sekolah, ketidaktertarikan pada kegiatan yang berhubungan dengan sekolah, dan penurunan nilai
  • Performa kerja yang buruk, sering terlambat kerja, tampak lelah dan tidak tertarik pada tugas kerja, dan menerima ulasan kinerja yang buruk
  • Perubahan perilaku, seperti menjadi lebih agresif atau paranoid
  • Menghabiskan uang dalam jumlah banyak
  • Menjual barang-barang pribadi untuk membeli obat-obatan terlarang
  • Menjadi semakin tertutup dan tidak mau berbicara tentang kehidupan pribadi
  • Menjauhi teman dan keluarga
  • Menunjukkan perilaku yang tidak biasa, seperti berbicara sendiri atau tertawa tanpa alasan yang jelas

Efek samping pecandu morfin

Efek samping kecanduan morfin dapat bervariasi tergantung pada tingkat kecanduan, dosis yang digunakan, dan lamanya penggunaan. Berikut adalah beberapa efek samping yang umum terkait dengan kecanduan morfin:

A. Efek Samping Fisik:

  • Toleransi yang Meningkat: Seseorang yang kecanduan morfin akan memerlukan dosis yang semakin tinggi untuk mencapai efek yang sama seperti sebelumnya. Ini dapat mengarah pada peningkatan risiko overdosis.
  • Gejala Putus: Ketika morfin tidak tersedia atau dosisnya menurun, seseorang akan mengalami gejala putus, termasuk mual, muntah, diare, keringat berlebihan, kecemasan, kesulitan tidur, nyeri otot dan tulang, serta rasa gatal. Gejala putus ini sangat tidak nyaman dan mendorong individu untuk terus menggunakan morfin.
  • Ketergantungan Fisik: Kecanduan morfin menyebabkan ketergantungan fisik, yang berarti tubuh telah beradaptasi dengan kehadiran morfin dan akan mengalami ketidaknyamanan atau gejala putus jika morfin dihentikan.
  • Kerusakan Fisik: Penggunaan morfin yang berlebihan dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan fisik, termasuk infeksi, kerusakan organ, masalah pernapasan, dan risiko overdosis.

B. Efek samping psikologis

  • Ketergantungan Psikologis: Kecanduan morfin juga melibatkan ketergantungan psikologis, yang berarti individu merasa terus-menerus memikirkan dan menginginkan morfin. Hal ini dapat mengendalikan pikiran dan perilaku mereka.
  • Depresi dan Kecemasan: Individu yang kecanduan morfin dapat mengalami depresi, kecemasan, atau gangguan suasana hati. Penggunaan morfin yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan kimia otak.
  • Kehilangan Minat dalam Aktivitas Lain: Orang yang kecanduan morfin seringkali kehilangan minat dalam aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati dan fokus utamanya adalah mendapatkan dan menggunakan morfin.
  • Gangguan Kognitif: Morfin dapat mempengaruhi kognisi dan kemampuan berpikir. Pengguna mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi, masalah memori, dan pengurangan kemampuan untuk memecahkan masalah.
  • Resiko Psikosis: Pada dosis tinggi atau dalam situasi yang ekstrem, morfin dapat menyebabkan gejala psikosis seperti halusinasi dan delusi.

C. Efek samping sosial

  • Perpecahan Hubungan Interpersonal: Kecanduan morfin seringkali menyebabkan perpecahan hubungan dengan keluarga, teman, dan kolega, karena individu yang kecanduan cenderung mengejar morfin lebih dari hubungan sosial mereka
  • Kesulitan Pekerjaan dan Keuangan: Penggunaan morfin yang berlebihan dapat menyebabkan kesulitan mempertahankan pekerjaan dan masalah keuangan karena fokus utama adalah obat.
  • Keterlibatan dalam Aktivitas Kriminal: Untuk mendapatkan morfin, individu yang kecanduan mungkin terlibat dalam aktivitas kriminal seperti pencurian, penipuan, atau pengedaran obat terlarang.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *