- Fase Anagen: Fase pertumbuhan rambut yang aktif. Rambut tumbuh selama periode ini, biasanya berlangsung beberapa tahun.
- Fase Catagen: Fase transisi yang singkat ketika pertumbuhan rambut berhenti dan folikel rambut menyusut.
- Fase Telogen: Fase istirahat di mana rambut tidak lagi tumbuh dan akan rontok. Fase ini berlangsung beberapa bulan.
Setelah fase telogen, siklus dimulai lagi dengan pertumbuhan rambut baru di folikel yang sama. Rambut rontok yang normal terjadi terutama selama fase telogen.
Beberapa faktor, seperti genetika, hormon, stres, dan faktor lingkungan, dapat mempengaruhi keseimbangan siklus pertumbuhan rambut dan menyebabkan rambut rontok yang lebih banyak dari biasanya. Sementara beberapa tingkat rambut rontok adalah hal yang normal, kondisi seperti alopecia atau kebotakan dapat terjadi ketika rambut rontok menjadi lebih parah dan berkelanjutan.
Penyebab Rambut Rontok
- Genetika (Faktor Keturunan): Keturunan dapat memainkan peran dalam kecenderungan seseorang mengalami rambut rontok. Jika anggota keluarga memiliki riwayat kebotakan atau rambut rontok, kemungkinan Anda mengalami hal yang serupa lebih besar.
- Perubahan Hormonal: Perubahan hormonal, seperti yang terjadi selama kehamilan, persalinan, menopause, atau gangguan tiroid, dapat memengaruhi siklus pertumbuhan rambut dan menyebabkan rambut rontok.
- Stres: Stres fisik atau emosional yang berlebihan dapat memicu rambut rontok. Kondisi ini dikenal sebagai efluvium telogen, di mana lebih banyak rambut dari biasanya memasuki fase rontok siklus pertumbuhan.
- Nutrisi yang Kurang: Kekurangan nutrisi, terutama zat besi, zinc, vitamin D, dan vitamin B kompleks, dapat menyebabkan rambut rontok. Diet yang tidak seimbang dapat mempengaruhi kesehatan rambut.
- Perawatan Rambut yang Tidak Tepat: Penggunaan produk kimia keras, seperti pewarna rambut yang kuat atau produk styling yang agresif, dapat merusak rambut dan menyebabkan rambut rontok.
- Penyakit Kulit Kepala: Kondisi kulit kepala seperti dermatitis seboroik atau psoriasis dapat memicu rambut rontok.
- Efek Samping Obat: Beberapa obat, seperti kemoterapi, antikoagulan, atau obat untuk tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan rambut rontok sebagai efek samping.
- Usia: Penuaan alami dapat menyebabkan penipisan rambut pada pria dan wanita. Kondisi ini dikenal sebagai alopecia androgenetika.
Cara mengatasi rambut rontok
Berikut adalah beberapa cara mengatasi rambut rontok yang berlebihan yang dapat dilakukan:
- Membilas rambut hingga bersih setelah keramas
- Terapi pijat kepala
- Tidak berbagi handuk, sisir, dan aksesoris kepala
- Olahraga rutin
- Ganti tatanan rambut
- Rutin keramas
- Pilih sampo yang tepat
- Gunakan lidah buaya
- Gunakan minyak kelapa
- Gunakan minyak zaitun
- Santan
- Yogurt
- Bawang dan madu
- Akar licorice
- Teh hijau
- Menerapkan pola hidup sehat
- Jangan terlalu sering mengikat rambut terlalu kencang
- Hentikan kebiasaan menarik dan memelintir rambut
- Tidak menggosok rambut terlalu kencang saat keramas
Cara mengatasi rambut rontok berlebihan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan alami seperti lidah buaya, minyak zaitun, santan, yoghurt, bawang dan madu, alpukat, serta jambu biji. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan mengonsumsi obat, memakai produk perawatan rambut, mengelola stres, memperbaiki pola makan, menginjeksi kortikosteroid, terapi laser, dan lain-lain. Cara mengatasi rambut rontok yang tepat tergantung pada penyebab rambut rontok pada individu. Oleh karena itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat.