Menjadi Orang Tua Dambaan Anak dalam kajian Islam

Menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya, jadi kita perlu banyak menelaah dan berimprovisasi. Karena pada akhirnya setiap keluarga punya model yang unik dalam merawat dan mendidik anak-anaknya.

Sebagai Muslim, bingkai utama yang menjadi patokan tentunya adalah syariat. Kita bisa saja mengadopsi metode parenting dari berbagai aliran. Namun sesuai dengan keyakinan kita, apapun metoda yang digunakan, tidak boleh bertentangan dengan syariat.
Misalnya, saat ada seorang ayah yang mengajak anaknya nonton film porno dengan dalih ‘daripada nonton sendiri’, maka sesuai keyakinan kita hal itu tidak bisa kita adopsi. Atau seperti hak pergaulan bebas dan aborsi.
Jadi, poin pertama adalah kesesuaian dengan syariat.

Poin kedua, adalah pada rasa cinta. Orangtua harus berusaha menumbuhkan dan menunjukkan rasa cinta pada anak-anak mereka tanpa pamrih. Cinta ini kelak menjadi modal utama ikatan yang kuat (bonding) antara orang tua dan anak.

Jujur aja, saya masih menemui di luar sana banyak orang tua yang belum bisa mencintai anak-anaknya. Akibatnya, mereka tidak bisa berkorban terlalu banyak untuk anak-anaknya. Banyak orang tua lebih mencintai diri sendiri, dan menganggap anak sebagai beban yang menyulitkan, menghalangi kemajuan pribadi, dan lain sebagainya

Poin ketiga adalah syukur dan sabar. Kita harus yakin bahwa setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan membawa potensi yang berbeda-beda. Kita harus bersyukur akan kehadiran anak-anak kita sebagai aset masa depan kita, yang mungkin akan menyinari dunia di masa yang akan datang. Memberi kesempatan hadirnya dunia yang jauh lebih baik dimasa mendatang. Namun kita harus bersabar dalam menemukan, mengasah dan mengoptimalkan potensi tersebut. Mungkin dibutuhkan waktu yang panjang untuk itu. Perlu komitmen dan konsistensi juga.

Poin ke empat barulah masalah teknis.  Bagaimana menemukan minat bakat, belajar apa dimana kapan dan pada siapa, sekolah dimana, beli buku dan mainan apa, mengajarkan bahasa apa, mendahulukan bisnis atau akademis..semua itu bisa diatur dan dibicarakan dalam rapat keluarga.

Disarikan dari Diskusi Online BIP 28 Agustus 2016

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *