Penggunaan morfin sebagai obat terlarang berasal dari sejarah panjang penggunaan morfin sebagai obat resep yang sah. Morfin adalah zat aktif yang diekstrak dari biji tumbuhan opium, yang dikenal sebagai Papaver somniferum. Opium telah digunakan selama ribuan tahun untuk tujuan medis dan rekreasional di berbagai budaya di seluruh dunia.
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Pada awalnya, bunga opium digunakan sebagai pengobatan, terutama sebagai obat tidur atau penghilang rasa sakit. Morfin sendiri diperkenalkan pada tahun 1805 sebagai pengganti opium yang merupakan candu mentah. Morfin kemudian menjadi suatu penemuan besar di dunia anestesi karena berperan besar dalam pengobatan terutama dalam aspek pembiusan . Namun, penyalahgunaan morfin pertama kali dilakukan pada tahun 1874 di Amerika dan Eropa
Penggunaan medis pertama morfin secara signifikan berasal dari abad ke-19 ketika seorang apoteker Jerman bernama Friedrich Sertürner berhasil mengisolasi morfin dari opium pada tahun 1805. Penemuan ini mengarah pada pengembangan obat analgesik yang sangat efektif, yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis nyeri, termasuk nyeri kronis dan pascaoperasi.
Penggunaan morfin dalam pengobatan medis berkembang pesat, dan obat ini menjadi sangat penting dalam mengatasi rasa sakit yang hebat. Namun, seiring berjalannya waktu, dampak buruk dari penggunaan morfin juga menjadi semakin jelas. Ketergantungan fisik dan psikologis terhadap morfin, bersama dengan potensi penyalahgunaan dan overdosis, menjadi masalah serius.
Pada abad ke-20, pemerintah dan badan pengatur mulai mengatur penggunaan morfin lebih ketat, dan obat ini menjadi semakin sulit untuk diakses. Meskipun penggunaan morfin dalam pengobatan medis masih ada, penyalahgunaan morfin juga terus meningkat. Banyak orang yang mencoba morfin sebagai obat rekreasi karena efek euforiknya.
Dari sinilah, morfin menjadi obat terlarang yang seringkali disalahgunakan dan mengakibatkan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Untuk mengatasi masalah penyalahgunaan morfin dan obat-obatan terlarang lainnya, banyak negara telah mengimplementasikan undang-undang dan kebijakan yang ketat terhadap penggunaan dan distribusi obat-obatan ini.