universitaspahlawan.ac.id , UP – Kisah Nabi Uzair Tertidur Selama 100 Tahun rangkuman dari infomenarik.org , pada zaman Bani Israil, ketika syariat Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS masih berlaku, terdapat seorang nabi yang sangat saleh bernama Uzair. Kisahnya menjadi salah satu mukjizat yang paling menakjubkan dalam sejarah kenabian. Nabi Uzair dikenal sebagai seorang yang gemar mengembara dari satu daerah ke daerah lain, menggunakan seekor keledai kesayangannya sebagai alat transportasi.
Suatu hari, Nabi Uzair tiba di sebuah kawasan bekas permukiman yang telah menjadi puing-puing akibat azab Allah. Dahulu, tempat itu adalah negeri yang makmur, namun karena kedurhakaan penduduknya, Allah menimpakan azab yang menghancurkan mereka. Di antara reruntuhan, Uzair berhenti untuk beristirahat dan merenung tentang nasib penduduk yang telah binasa. Ia menghela napas dan berkata, “Ya Allah, kini aku bersandar di rumah yang dindingnya telah rusak. Di sinilah dahulu ada orang-orang hidup dan tinggal. Satu sama lain menganggap sebagai teman atau lawan. Namun, tulang-tulang mereka kini sama sekali tak tersisa. Bagaimana mungkin penghuni puing-puing ini kembali berkumpul dan hadir sebagai manusia-manusia yang hidup?”
Setelah menghabiskan bekalnya dan minum, Nabi Uzair pun tertidur lelap. Namun, tidurnya bukanlah tidur biasa. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan tahun berganti tahun. Nabi Uzair tetap tertidur, tidak terbangun bahkan setelah sepuluh tahun, dua puluh tahun, hingga seratus tahun. Selama waktu tersebut, jasadnya pun mulai hancur lebur termakan waktu. Mukjizat ini terjadi atas kehendak Allah Ta’ala, yang mematikan dan kemudian menghidupkannya kembali sebagai jawaban atas pertanyaannya tentang kebangkitan orang mati.
Genap seratus tahun berlalu, Allah menghidupkan kembali Nabi Uzair. Ketika ia bangun, ia merasa seolah-olah hanya tidur sebentar. Allah mengutus malaikat untuk memberitahunya bahwa ia telah tertidur selama seratus tahun. Malaikat itu berkata, “Berapa lama engkau tertidur?” Uzair menjawab, “Mungkin sehari atau setengah hari saja.” Namun, malaikat itu menjelaskan bahwa ia telah tertidur selama seratus tahun, dan ini adalah agar Uzair mengetahui jawaban dari pertanyaannya tentang kebangkitan orang mati.
Setelah menyadari lamanya ia tertidur, Nabi Uzair melihat sekelilingnya. Bekalnya tetap utuh seperti ketika ia tertidur, namun keledainya telah menjadi tulang belulang. Dengan kuasa Allah, keledai itu dihidupkan kembali. Nabi Uzair menyadari bahwa Allah Maha Kuasa atas segala-galanya. Ia pun bersujud sebagai tanda syukur atas mukjizat yang diberikan kepadanya.
Nabi Uzair kemudian kembali ke kampung halamannya yang telah sangat lama ditinggalkannya. Sesampainya di sana, ia berhenti di sebuah rumah yang setengah hancur, tempat yang diperkirakannya sebagai rumahnya seabad silam. Ketika mengetuk pintu, ia disambut oleh seorang wanita tua buta. Uzair menanyakan apakah rumah itu adalah rumahnya. Setelah mendengar nama Uzair disebut, wanita tua itu menangis, mengenang masa lalunya sebagai mantan pembantu keluarga Uzair. Nabi Uzair berdoa agar mata wanita itu bisa melihat lagi, dan Allah mengabulkan permintaannya. Wanita itu kemudian mengenali wajah Uzair dan mengumumkan kepada warga sekitar bahwa Uzair telah kembali.
Kabar kembalinya Uzair menyebar dengan cepat. Warga sekitar berdatangan, termasuk para ulama dan kerabat Uzair. Di antara mereka ada seorang putranya yang kini berusia 118 tahun. Putranya mengingat tanda khusus di punggung ayahnya dan meminta untuk memeriksanya. Setelah tanda itu ditemukan, sebagian masyarakat mulai percaya bahwa dia benar-benar Uzair. Namun, seorang ulama Yahudi masih ragu dan mengajukan ujian terakhir: menghafal seluruh isi Taurat yang telah hilang sejak penyerbuan Raja Nebukadnezar. Uzair kemudian membacakan Taurat dengan fasih dan lancar, yang membuat semua orang yakin bahwa dia adalah Nabi Uzair yang asli.
Kisah Kisah Nabi Uzair Tertidur Selama 100 Tahun ini juga disebutkan dalam Alquran, surah al-Baqarah ayat 259, sebagai bukti kebesaran Allah dalam menghidupkan kembali orang mati. Sayangnya, sebagian Bani Israil yang lemah iman malah menyebut Uzair sebagai “anak Allah”. Kisah Nabi Uzair menjadi pengingat akan kekuasaan Allah yang tak terbatas dan pentingnya keimanan yang kokoh.