Issue Glokalisasi mulai berkembang sebagai tanggapan terhadap pandangan globalisasi yang eko-sentris dan fokusnya pada homogenisasi yang mendominasi. Gagasan glokalisasi memperkenalkan kembali penekanan pada budaya dan variasi. Memahami Glokalisasi Contoh dan Implementasinya dapat dibaca pada uraian ini.
Daftar Isi
Pengertian Glokalisasi
Istilah glokalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengadaptasian barang atau jasa yang dijual secara internasional terhadap budaya dan pasar lokal yang berbeda. Glokalisasi merupakan campuran dari kata globalisasi dan lokalisasi merupakan jargon bisnis untuk menyebut adaptasi produk atau jasa terhadap wilayah atau kebudayaan tempat mereka dijual. Glokalisasi mirip dengan internasionalisasi. Kata glokalisasi mengacu pada konsep untuk menjelaskan individu, kelompok, organisasi, produk, atau jasa yang merefleksikan sekaligus standar global dan standar lokal.
Glokalisasi (Glokalization) merupakan sesuatu yang global yang di interpretasikan dengan nilai lokal. Kata tersebut diadopsi dari istilah berbahasa Jepang yaitu dochakuka, yang sebenarnya beararti adaptasi teknik bertani yang dipadukan dengan keadaan setempat, yang kemudian menunjukkan strategi pemasaran yang digunakan jepang untuk memasarkan produknya agar sesuai dengan selera pasar. Istilah ini pertama muncul pada akhir 1980-an di tulisan para ekonom Jepang di Harvard Business Review dan dipolulerkan oleh sosiolog Roland Robertson yang mendeskripsikan glokalisasi sebagai hasil penyesuaian lokal baru terhadap tekanan global. Di konferensi Globalization and Indigenous Culture tahun 1997, Robertson mengatakan bahwa glokalisasi berarti munculnya tendensi universal dan terpusat secara bersamaan.
Glokalisasi juga diartikan sebagai upaya mengadopsi issue global untuk dipergunakan pada issue lokal. mendefinisikan glokalisasi sebagai proses transendensi berbagai batas sosial dan budaya. Wacana yang muncul kemudian meneliti keharmonisan ‘lokal otentik’ serta idealisasi model global; dan memperkenalkan multiplisitas dan multivokalitas baik dari ‘orang luar’ dan ‘penduduk lokal’. Meskipun menonjol dalam domain ilmiah sosiologi dan antropologi, gagasan glokalisasi belum secara mudah menghasilkan ke bidang memperluas studi organisasi komparatif.
Menurut Roland Robertson (2001) unsur-unsur yang penting dalam proses glokalisasi antara lain: Pertama, dunia sedang berkembang menjadi lebih pluralistis. Kedua, para individu dan semua kelompok lokal memiliki kekuatan yang luar biasa untuk beradaptasi, berinovasi, dan bermanuver di dalam sebuah dunia yang mengalami glokalisasi. Ketiga, semua proses sosial bersifat saling berhubungan dan bergantung satu dengan yang lain. Keempat, komoditas dan media tidak dipandang (sepenuhnya) koersif, tetapi tepatnya menyediakan materi untuk digunakan dalam ciptaan individu atau kelompok di seluruh dunia yang mengalami glokalisasi. Glokalisasi adalah efek dari globalisasi. Agar nilai-nilai global yang biasanya berasal dari budaya Barat dapat dengan mudah diterima dengan mudah oleh masyarakat negara lain, kebudayaan tersebut disisipi dengan nilai-nilai lokal sehingga terjadi semacam percampuran kebudayaan. Dalam hal ini globalisasi yang pada awalnya seolah-seolah membuat kebudayaan diberbagai belahan dunia menjadi serupa mungkin tidak sepenuhnya benar karena pada dasarnya kebudayaan yang ada disetiap daerah berbeda. Jadi saat globalisasi masuk kedalam suatu negara nilai-nilainya dicampurkan dengan nilai-nilai lokal maka kebudayaan yang dihasilkan pun akan berbeda.
Konsep dan Analisis Glokalisasi
Kerangka kerja proses glokalisasi mengintegrasikan tiga konsep ; pertama, tiga sumbu analitik: vertikal, horizontal, dan temporal. Kedua, tiga tema inti: ‘apa’, ‘siapa’, dan ‘bagaimana’. Ketiga komponen berurutan dari proses glokalisasi yaitu; abstraksi, konstruksi kesetaraan, dan adopsi dan adaptasi. Mengartikulasikan sifat glokalisasi organisasi dan manajemen berdasarkan konseptualisasi ini, maka didapati bahwa kompleksitas dan multidimensi glokalisasi digambarkan oleh perpotongan ketiga dimensi analitik ini.
Proses Glokalisasi
Diskusi awal glokalisasi menyoroti dua dimensi ruang dan waktu, dan menggambarkan keduanya sebagai padat dan transenden (misalnya, Robertson, Diunduh oleh [Michigan State University] pada 18:00 02 Maret 2015 88 GS Droridkk. 1994,1995). Berdasarkan studi organisasi komparatif, didapatkan perbedaan antara tiga sumbu analitik pusat (atau dimensi) untuk menggambarkan berbagai proses glokalisasi: vertikal, horizontal, dan temporal.
Vertikal
Glokalisasi memusatkan perhatian pada global dan lokal, sehingga memperkuat citra ilmu sosial dari apa yang disebut ‘tingkat analisis’, asumsinya adalah bahwa level lokal beada di dalam global, sehingga menggambar global yang menyeluruh dan tunggal, dengan banyak lokalitas berada disana. Arah glokalisasi adalah vertikal, artinya mengakui adanya banyak lapiran yang berperan didalamnya. hal ini digambarkan dengan proses top-down atau hubungan global ke lokal.
Horisontal
Pengalihan gagasan, struktur, dan praktik yang merupakan inti dari proses glokalisasi didasarkan pada penerimaan beberapa tingkatan kesetaraan. Mekanisme utama untuk menetapkan kesetaraan adalah teori, yang, seperti yang disampaikan oleh Strang dan Meyer (1993) yang garis besarnya adalah mengekstrak fitur-fitur umum dan menegaskan komparabilitas atas dasar kesamaan tersebut.
Gagasan umum dan kesetaraan memungkinkan percampuran dan penyebaran ide, struktur, dan praktik dari keunikan yang dianggap sebanding. Peminjaman semacam itu adalah ekspresi dari glokalisasi horisontal – melintasi batas-batas keunikan yang didefinisikan sebagai berbagi fitur penting, baik itu wilayah geografis. Proses horisontal glokalisasi umum terjadi meskipun ada perbedaan di antara keunikan yang dibandingkan. Oleh karena itu, motivasi untuk glokalisasi horisontal adalah persepsi, atau atribusi, kesuksesan. Seseorang mengadopsi (dan, kemungkinan besar, mengadaptasi) sebuah ide, struktur, atau praktik dari keunikan lain yang dianggap tidak hanya sebanding tetapi, yang paling penting.
Sementara
Karena Glokalisasi bersifat sebagai sebuah proses, maka glokalisasi dipengaruhi oleh kurun waktu. Pertama, proses glokalisasi membedakan antara keunikan terglokalisasi dalam hal waktu adopsi, adaptasi, dan pemberlakuan – yaitu, antara awal proses dan pengadopsi berikutnya. Selain itu, selama proses peleburan dan adopsi terjadi perubahan pada gagasan, struktur, dan praktik yang disebarkan, diadopsi, dan diadaptasi. dengan demikian proses glokalisasi bersifat tidak permanen. Glokalisasi akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan waktu, situasi dan kondisi.
Pelaksanaan glokalisasi dalam hal adobsi dan adaptasi ditentukan oleh keadaan masa lalu dan keadaan yang diinginkan dimasa mendatang. Oleh karena itu proses adobsi dan adaptasi setiap organisasi atau lembaga memiliki proses dan strategi yang berbeda.
Disamping konsep analsis tersebut terdapat dua hal yang melengkapi yaitu ; tiga tema inti glokalisasi: ‘apa’, ‘siapa’, dan ‘bagaimana’. dan komponen glokalisasi yang berurutan: abstraksi, konstruksi kesetaraan, dan adopsi dan adaptasi.
Walgenbach (2000), dalam studinya tentang standar ISO 9000, menunjukkan bagaimana asosiasi industri dan perusahaan industri di Jerman, dalam peran mereka sebagai peserta dalam proses standarisasi sistem manajemen mutu di organisasi standar Jerman (DIN), berkontribusi pada pengembangan ISO 9000. Perusahaan jerman menunjukkan dimensi temporal dan horizontal glokalisasi dengan menonjolkan label ‘Made in Germany’ sebagai ciri kualitas, serta dengan mengacu pada standar kualitas spesifik industri nasional yang sudah ada lebih ketat dibandingkan standar yang sudah ada (standar ISO 9000). Made in Germany dikenal secara global sebagai produk yang berkualitas
Contoh Glokalisasi
Menjamurnya restoran McDonald’s di seluruh dunia adalah contoh globalisasi, sedangkan perubahan menu restoran demi menarik konsumen lokal adalah contoh glokalisasi. Glokalisasi berarti suatu peristiwa ketika sebuah produk global diubah ke dalam bentuk lain agar memenuhi kebutuhan konsumen lokal. Ini adalah fenomena alternatif bagi amerikanisasi. Contoh glokalisasi yang lebih ilustratif: Untuk mempromosikan mereknya di Perancis,
McDonald’s mengganti maskot Ronald McDonald-nya dengan Asterix, tokoh kartun Perancis yang populer. Contoh lainnya, McDonald’s mencoba memuaskan lidah orang Korea dengan menciptakan hamburger bergaya Korea seperti burger Bulgogi dan burger Kimchi. Starbucks menyerahkan urusan desain tokonya kepada warga setempat. Disneyland tidak begitu sukses di Hong Kong dilihat dari jumlah pengunjung dan pendapatannya sejak dibuka tahun 2005. Disneyland lantas berusaha melayani pengunjung lokal dengan mengurangi harga tiket, beradaptasi dengan adat dan praktik kerja setempat, dan mengubah dekorasi dan tata letaknya. Dengan memenuhi kebutuhan warga setempat, glokalisasi berhasil diterapkan di Hong Kong. Karena itu, glokalisasi berkontribusi pada heterogenisasi budaya
Implikasi Glokalisasi bidang Pendidikan
Proses glokalisasi menggunakan tiga analisis yaitu; vertikal, horisontal dan sementara dapat diadopsi dan diadaptasikan dalam proses pengambilan keputusaan penetapan kebijakan pendidikan. Melalui keiga sumbu analisis tersebut diharapkan kebijakan yang diambil bukan hanya dapat menyelesaikan masalah, namun lebih dari itu dapat meningkatkan peradaban pendidikan.
Sumber:
Gili S. Drori, Markus A. Höllerer & Peter Walgenbach (2014) Membongkar glokalisasi organisasi: dari istilah, ke teori, hingga analisis, European Journal of Cultural and Political Sociology, 1:1, 85-99, https://doi.org/10.1080/23254823.2014.904205
Rabbani, A. (2020). Pengertian Glokalisasi dan Contohnya. Sosial 79. https://www.sosial79.com/2020/06/pengertian-glokalisasi-dan-contohnya.html