Sejarah panjang olahraga renang mulai dipertandingkan

Renang memiliki sejarah yang panjang dan beragam. Awalnya, renang dipraktikkan sebagai keterampilan bertahan hidup di zaman kuno, seperti di Mesir dan Yunani kuno. Selama Renaisans, minat terhadap kebugaran fisik meningkat, dan renang mulai menjadi olahraga rekreasi yang lebih terstruktur.

Pada abad ke-18 dan ke-19, renang berkembang menjadi olahraga kompetitif. Klub dan organisasi renang muncul, membawa popularitasnya semakin meluas. Pada 1908, Federasi Renang Internasional (FINA) didirikan untuk mengatur olahraga renang secara internasional.

Olahraga renang telah ada sejak zaman Yunani dan Romawi Kuno, namun baru menjadi olahraga yang populer pada abad ke-19. Pada tahun 1875, Matthew Webb menjadi orang pertama yang berhasil menyeberangi Selat Inggris dengan berenang. Setelah itu, olahraga renang semakin berkembang dan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade modern pertama pada tahun 1896 di Athena, Yunani. Pada saat itu, hanya ada lima nomor yang tersedia untuk kategori olahraga renang, yaitu 100 meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor bebas, dan 100 meter untuk para pelaut laki-laki. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang olimpiade.

Pada tahun 1902, Richmond Cavill dari Australia memperkenalkan gaya bebas sebagai teknik baru dalam kompetisi renang. Federasi Renang Internasional dibentuk pada tahun 1908.  Olahraga renang masuk ke Indonesia sejak masa penjajahan Belanda pada tahun 1904, ketika dibangun kolam renang pertama di Cihampelas, Bandung. Pada saat itu, olahraga renang hanya dilakukan oleh orang-orang kulit putih atau bangsa Belanda dan orang-orang berada saja. Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk belajar renang dan hal ini mendorong penyelenggaraan perlombaan renang serta kemunculan atlet-atlet renang dari pelosok negeri yang dapat bersaing di tingkat nasional. Namun, pada tahun 1917, didirikan Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond) yang membawahi 7 perkumpulan, termasuk perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti OSVIA, MULO, dan KWEEKSCHOOL.

Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan perkumpulan-perkumpulan renang. Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk belajar renang dan hal ini mendorong penyelenggaraan perlombaan renang serta kemunculan atlet-atlet renang dari pelosok negeri yang dapat bersaing di tingkat nasional. Pada tahun 1951, Persatuan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) didirikan dan menjadi anggota PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang kemudian berubah nama menjadi KOI (Komite Olimpiade Indonesia). Hal ini menunjukkan olahraga renang di Indonesia dapat bergabung dalam kompetisi internasional sehingga pada 1952, Indonesia mengirimkan atlet renang pertamanya ke Olimpiade Helsinki

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *