Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru |
Sabtu, 3 September 2016
Beberapa hari yang lalu menjelang keberangkatan acara Workshop Pembekalan Program Belajar Bekerja Terpadu (PBBT) atau Program Co-op Ristekdikti di Hotel Santika Surabaya, saya menerima surat perintah tugas dari Ketua STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai, Ketika ada acara keluar daerah yang terpikir dibenak saya adalah bagaimana saya dapat sampai ke Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. Pengalaman yang sudah-sudah, saya minta tolong kepada teman untuk mengantar menggunakan motornya, atau kalau lagi beruntung, saya diantar mobil kampus.
Sehari menjelang keberangkatan sudah ada keputusan dari pihak kampus, untuk mengantar saya dan rekan sesama kerja ke Bandara menggunakan Mobil Kampus. Pesawat di jadwalkan berangkat pukul 06.20 wib sedangkan jarak rumah ke Bandara kurang lebih 90 Menit. Kami memutuskan untuk berangkat pukul 04.00 wib.
Pada hari yang telah ditentukan kami berangkat pukul 04.00 sebelum subuh. Jalanan sepi dari kendaraan yang lalu lalang, hal ini membuat perjalanan kami lancar dan hanya ditempuh dalam waktu 65 menit kami sudah sampai Bandara Sultan Syarif Kasim II.
Singkat cerita, saya kembali dari acara workshop pada hari sabtu 3 September 2016, sampai di Bandara Sultan Syarif Kasim pada pukul 11.00 wib. selama perjalanan dari Surabaya ke Pekanbaru, saya berpikir bagaimana cara saya untuk pulang ke Bankinang. Kendaraan dari Bandara ke Panam hanya ada taksi, yang harganya lumayan mahal untuk ukuran kantong saya, hehe
Akhirnya sayapun menuju panam tempat berkumpulnya Kendaraan umum jenis L300 yang siap mengantar penumpangnya ke Bangkinang dengan ongkos taksi 70 ribu rupiah, kemudian beralih ke kendaraan umum L300 yaang tarifnya 25 ribu rupiah. sayapun masuk ke kendaraan tersebut sebagai penumpang pertama, perlu pembaca ketahui kendaraan tersebut tidak akan berangkat sebelum penuh penumpangnya. sekitar 10 menit kemudian datanglah 1 penumpang lain yang juga menuju ke bangkinang. 30 menit menunggu dalam kendaraan ditambah cuaca yang cukup panas sehingga saya memutuskan untuk keluar dari kendaraan untuk mencari angin. Tiba-tiba HP berdering, saya mendapat telpon dari Pimpinan STKIP Tambusai yang saat itu kebetulan berada di Pekanbaru. Sayapun memutuskan untuk numpang ke mobil beliau setelah terlebih dahulu memberikan tips kepada sopir angkoat yang saya tumpangi.
Dari kejadian diatas, saya membayangkan andai saja ada travel khusus bangkinang – bandara dan bandara – Bangkinang. Mungkin orang-orang seperti saya yang selalu mendapat kesulitan transportasi dari Bandara ke Bangkinang dan atai sebaliknya akan sangat terbantu, apalagi dengan harga yang terjangkau.
Dan saya pikir potensi usaha Travel Bangkinang sangat bagus, mengingat mobilitas kota bangkinang ke Pekanbaru sangat tinggi. Setiap sabtu dan minggu banyak orang Bangkinang ke Pekanbaru untuk berlibur atau berbelanja. Itulah tradisi yang berjalan bertahun-tahun di Bangkinang.
Mudah-mudahan ada usahawan yang baik hati menuntaskan permasalan kami, agar akses menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II dapat lebih mudah dan terjangkau, Amin (BMF)