Filosofi Pendidikan Indonesia: Guru Sebagai Penggerak Kebebasan Belajar

Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter dan kemajuan suatu bangsa. Seiring berkembangnya zaman dan semakin kompleksnya tantangan global, peran guru semakin penting dan lebih dinamis. Guru tidak hanya bertugas mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. Dalam konteks ini, konsep kebebasan belajar menjadi salah satu prinsip penting yang harus diterapkan dalam dunia pendidikan. Kebebasan belajar, dalam pengertian ini, bukan berarti siswa dapat belajar tanpa aturan, tetapi lebih kepada memberi mereka ruang untuk mengeksplorasi pengetahuan, mengembangkan potensi diri, dan belajar dengan cara yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Guru, sebagai fasilitator dan penggerak, memegang peranan vital dalam menciptakan kebebasan belajar yang berkualitas.

Daftar Isi

Peran Guru di Era Modern

Guru masa depan harus mampu memahami dan beradaptasi dengan berbagai gaya belajar siswa, karena setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam menyerap informasi dan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, guru perlu menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa, baik melalui teknologi, metode yang bervariasi, maupun pendekatan berbasis pengalaman dan konteks sosial siswa. Selain itu, guru juga harus menanamkan nilai-nilai seperti integritas, empati, dan tanggung jawab sosial agar pendidikan tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kemampuan siswa untuk berkontribusi positif bagi masyarakat.

Pandangan Ki Hadjar Dewantara

Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan terbagi dalam dua hal utama:

  1. Tri Pusat Pendidikan: Menyatakan bahwa pendidikan harus melibatkan tiga lingkungan: keluarga, perguruan (sekolah), dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini bekerja sama untuk mencetak pemimpin berkarakter yang memegang teguh semboyan “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”
  2. Sistem Among: Di mana guru berperan sebagai pembimbing yang memberikan dukungan dan arahan kepada siswa sesuai dengan prinsip Tut Wuri Handayani.

Pendidikan yang memerdekakan bertujuan untuk membebaskan siswa dari penindasan dan keterbelakangan dengan memberikan akses yang adil bagi semua, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sejalan dengan gagasan ini, di mana ia memperjuangkan pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga membebaskan individu dari segala bentuk penindasan.

Pengalaman Pribadi dalam Pendidikan

Selama saya bersekolah, saya mengalami berbagai tipe pembelajaran. Beberapa guru ada yang lebih fokus pada teori dan jarang menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Namun, ada juga guru yang berhasil mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Saya masih ingat salah satu guru bahasa Inggris yang selalu menghadirkan cerita menarik dalam setiap pelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup dan dinamis. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa guru di masa depan harus mampu membuat materi pelajaran terasa relevan dan menarik.

Refleksi dari Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Selama mengikuti PPG, saya memperoleh wawasan berharga melalui berbagai mata kuliah, terutama Filosofi Pendidikan. Mata kuliah ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya pendidikan yang sesuai dengan konteks budaya Indonesia. Mempelajari filosofi pendidikan Indonesia membantu saya untuk lebih mengerti bagaimana pendidikan dapat menumbuhkan kesadaran kritis dan mendukung pengembangan karakter.Dalam pembelajaran di PPG, saya juga membahas pendidikan karakter dan bagaimana seorang guru dapat menjadi teladan. Saya mulai menyadari bahwa sosok guru masa depan harus menjadi contoh nyata bagi siswanya dengan menunjukkan nilai-nilai positif melalui tindakan sehari-hari.

Kesimpulan

Kesimpulannya, pendidikan di masa depan harus mengedepankan pendekatan yang holistik, inklusif, dan berfokus pada pembentukan karakter siswa. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan teladan yang dapat membimbing siswa dalam menghadapi tantangan global. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara memberikan arah yang jelas bahwa pendidikan harus melibatkan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mencetak pemimpin berkarakter.Guru masa depan harus mampu beradaptasi dengan berbagai gaya belajar siswa serta memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Mereka perlu menanamkan nilai-nilai seperti integritas dan empati serta menjadi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pengalaman pribadi saya selama mengikuti PPG, saya semakin sadar bahwa guru masa depan harus terbuka terhadap kritik dan siap berkembang karena pendidikan yang efektif tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik tetapi juga pada pembentukan karakter siswa.

Referensi

  1. Ndraha, D.E & Andriany, L.(2024). Memihak dan Memerdekakan Peserta Didik dalam Era Pendidikan Abad ke-21 melalui Project Perubahan. Jurnal Ilmu Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya (MORFOLOGI), 2(3), 38-45.
  2. Sholihah, A.D.(2021). Pendidikan Merdeka dalam Perspektif Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya Terhadap Merdeka Belajar di Indonesia. Jurnal Literasi, 12(2), 115-122.
  3. Hidayati & Warmansyah (2021). Pendekatan Holistik dalam Manajemen Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan Inklusi Citra Bakti.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *