Kloning terapeutik adalah proses kloning untuk menghasilkan sel punca atau sel dewasa untuk diaplikasikan pada pengobatan dan penelitian. Kloning terapeutik dapat dilakukan dengan menggunakan sel somatik dewasa sebagai sumber inti sel untuk ditransfer ke ovum yang telah denukleasi. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit. Kloning terapeutik dengan menggunakan teknologi SCNT merupakan bagian dari terapi sel punca yang bertujuan untuk menghindari adanya reaksi penolakan terhadap sistem imun pasien pada saat dilakukan terapi.
Sel punca (stem cell) adalah jenis sel khusus yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang berbeda dalam tubuh. Sel punca memiliki dua karakteristik utama:
- Kemampuan pluripoten: Sel punca pluripoten dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua jenis sel dalam tubuh, termasuk sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel saraf, sel-sel kulit, dan banyak lagi. Ini berarti sel punca pluripoten memiliki potensi untuk menghasilkan berbagai jenis sel yang berbeda.
- Kemampuan untuk memperbanyak diri: Sel punca memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri melalui pembelahan sel, sehingga dapat memproduksi lebih banyak sel punca atau sel khusus yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kloning terapeutik dapat berfungsi sebagai terapeutik, reproduktif, dan replacement. Namun, teknologi kloning masih dalam tahap penelitian dan belum berhasil secara klinis. Berikut adalah tahapan kloning terapeutik pada manusia:
- Mengambil biopsi sel somatik dari tubuh pasien
- Mengambil sel telur dari seorang wanita dan menghilangkan inti sel telur tersebut
- Memasukkan inti sel somatik ke dalam sel telur yang telah denukleasi tersebut
- Merangsang sel telur yang telah dimodifikasi untuk memulai pembelahan dan membentuk embrio
- Mengambil sel punca dari embrio yang dihasilkan untuk digunakan dalam pengobatan atau penelitian
Tujuan kloning tarapeutik
- Regenerasi dan pemulihan jaringan: Kloning terapeutik bertujuan untuk menghasilkan sel-sel atau jaringan yang dapat digunakan untuk menggantikan atau memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, terluka, atau mengalami degenerasi. Ini memiliki potensi untuk mengobati berbagai kondisi medis yang melibatkan kerusakan jaringan, seperti cedera tulang belakang, penyakit jantung, diabetes, dan banyak lagi.
- Mengatasi penyakit genetik: Kloning terapeutik dapat digunakan untuk menghasilkan sel-sel atau jaringan yang sehat yang tidak mengandung mutasi genetik yang menyebabkan penyakit genetik tertentu. Sel-sel ini dapat digunakan dalam pengobatan penyakit genetik yang sulit diobati secara konvensional.
- Mencegah penolakan sel atau jaringan transplantasi: Sel atau jaringan yang dihasilkan melalui kloning terapeutik dapat sesuai secara genetik dengan penerima, sehingga risiko penolakan oleh sistem kekebalan tubuh berkurang. Hal ini dapat meningkatkan keberhasilan transplantasi dan mengurangi ketergantungan pada donor.
- Pengembangan obat dan pengujian toksisitas: Sel-sel punca yang dihasilkan melalui kloning terapeutik dapat digunakan dalam penelitian obat dan pengujian toksisitas. Ini memungkinkan penelitian lebih lanjut tentang efek obat-obatan dan pengujian potensial terapi yang dapat digunakan dalam pengobatan penyakit.
- Perkembangan model penyakit: Kloning terapeutik dapat menghasilkan sel-sel dengan mutasi spesifik yang menyebabkan penyakit tertentu. Ini memungkinkan pengembangan model penyakit in vitro yang digunakan dalam penelitian penyakit dan pengembangan obat.
Risiko kloning tarapeutik pada manusia
Kloning terapeutik pada manusia memiliki beberapa risiko dan tantangan yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Meskipun tujuannya adalah menghasilkan sel atau jaringan yang cocok untuk pengobatan penyakit atau cedera, ada beberapa isu yang dapat muncul dalam praktik kloning terapeutik. Berikut adalah beberapa risiko utama yang terkait dengan kloning terapeutik pada manusia:
- Risiko terjadinya penolakan imun pada terapi sel punca.
- Risiko terjadinya mutasi genetik pada sel yang dihasilkan.
- Risiko terjadinya kegagalan dalam proses kloning.
- Risiko terjadinya masalah etika dan moral dalam penggunaan sel telur manusia.
- Risiko terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat yang semakin lebar.
- Risiko terjadinya penurunan variasi genetik pada manusia.
- Risiko terjadinya pembelahan sel yang tidak terkendali dan menghasilkan sel kanker